Selasa 30 Oct 2018 14:14 WIB

Australia: Indonesia Peringatkan Pemindahan Kedubes Israel

Presiden Jokowi nyatakan kekhawatiran Indonesia mengenai rencana pemindahan kedubes.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull di sela kegiatan Our Ocean Conference 2018 di Nusa Dua, Bali, Senin (29/10/2018).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull di sela kegiatan Our Ocean Conference 2018 di Nusa Dua, Bali, Senin (29/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Mantan perdana menteri Australia, Malcolm Turnbull mengatakan pada Selasa (30/10) bahwa Indonesia memperingatkan Australia terkait rencana  pemindahan kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Dilansir Aljazirah, Selasa (30/10), Turnbull berbicara kepada wartawan setelah bertemu Presiden Indonesia Joko Widodo di  Bali pada Senin untuk membahas kesepakatan perdagangan bebas kedua negara.

"Presiden menyatakan kepada saya kekhawatiran yang sangat serius yang terjadi di Indonesia tentang prospek Kedutaan Besar Australia di Israel jika dipindahkan dari Tel Aviv ke Yerusalem. Tidak ada pertanyaan bahwa langkah itu terjadi, itu akan disambut dengan reaksi yang sangat negatif di Indonesia," kata Turnbull kepada Australian Broadcasting Corp.

Turnbull menyebut Indonesia adalah negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, sehingga pemerintah Australia harus hati-hati akan langkah itu. 

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pada Selasa bahwa belum ada keputusan yang dibuat terkait rencana pemindahan kedutaan.

Turnbull yakin kesepakatan perdagangan bebas antara Australia, negara berpenduduk 25 juta orang, dan Indonesia dengan populasi lebih dari 260 juta orang, akan ditandatangani dalam beberapa pekan mendatang. Dia juga mengatakan Australia harus tetap mempertahankan kebijakannya yang berusia lebih dari 40 tahun di mana lokasi kedutaan harus di Tel Aviv.

Morrison, melontarkan gagasan untuk memindahkan kedutaan Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem sebelum pemilihan sela di Sydney dengan mayoritas penduduk menganut Yahudi.

"Australia akan selalu membuat keputusan tentang kebijakan luar negeri berdasarkan kepentingan dan kami akan melakukannya sebagai negara yang berdaulat. Kami akan berkonsultasi, kami akan mendengarkan orang lain, tetapi pada akhirnya, saya akan selalu mengutamakan kepentingan kami," kata Morrison kepada wartawan.

Pemerintahan Trump pada Desember lalu mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv pada Mei. Keputusan itu membuat marah dunia Muslim dan merupakan kemunduran besar bagi perdamaian Palestina-Israel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement