Selasa 30 Oct 2018 16:41 WIB

Labfor Mabes Polri Lakukan Olah TKP Kebakaran Pasar Legi

Pasar Legi masih dalam tahap pendinginan.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Friska Yolanda
Kondisi Pasar Legi di Solo, Selasa (30/10)  pascakebakaran pada Senin (29/10) sore.
Foto: Republika/Binti sholikah
Kondisi Pasar Legi di Solo, Selasa (30/10) pascakebakaran pada Senin (29/10) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Laboratorium Forensik Cabang Semarang Bareskrim Mabes Polri melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran di Pasar Legi Solo, Selasa (30/10) pagi. Kebakaran pada Senin (29/10) sore tersebut menghanguskan lebih dari seribu kios dan los.

Kepala Sub Bidang Fisika Forensik Laboratorium Forensik Cabang Semarang Bareskrim Mabes Polri, AKBP Teguh Prikmono, mengatakan timnya melakukan pemeriksaan olah TKP kebakaran Pasar Legi memenuhi permintaan dari penyelidik Polresta Solo.

Teguh menjelaskan, peristiwa kebakaran melibatkan tiga unsur, harus ada oksigen, bahan mudah terbakar dan panas. "Oksigen ada, bahan mudah terbakar ada, sekarang tinggal mencari sumber panas," ujarnya kepada wartawan seusai melalukan olah TKP. 

Sumber panas tersebut bisa berasal dari proses mekanik, kimia, bio kimia, elektrik dan bisa juga api terbuka. Timnya akan mencari potensi dari sumber panas tersebut. Masing-masing potensi itu akan diperiksa lebih lanjut. "Karena di sini tidak ada proses kimia, proses biokimia dan proses mekanik, jadi analisisnya tinggal dua yakni proses elektrik dan api terbuka," imbuhnya.

Timnya telah mengamankan barang bukti berupa kabel jaringan listrik dan sisa abu dari api yang terbakar. Kabel jaringan listrik tersebut diambil dari bagian sebelah barat sisi utara di lantai 2. 

photo
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api saat terjadi kebakaran di Pasar Legi, Solo, Jawa Tengah, Senin (29/10/2018). Belum diketahui penyebab kejadian kebakaran pasar tersebut

Proses penyelidikan arahnya akan mencari dua potensi tersebut dengan didukung alat laboratorium forensik. Potensi dari apo terbuka akan diperiksa dari sisa abu. Sedangkan potensi kebakaran dari kabel instalasi listrik karena korsleting harus ada pemanasan dari dalam. Pemanasan tersebut akan mengubah struktur kabel. "Mikro struktur kabel itu yang akan kami periksa lebih lanjut untuk mendukung apakah itu konsleting atau panas dari dalam," ujarnya.

Dalam menentukan lokasi sumber api, akan dilihat dari rambatan api dan tingkat kerusakan paling parah. Sebab, titik tersebut mengalami pemanasan paling tinggi, paling lama dan terjadi oksidasi paling tinggi. "Dari situlah kami akan menentukan lokasi sumber api pertama. Dari situlah kami cari potensi tadi," ucapnya.

Sementara itu, sejumlah mobil pemadam kebakaran masih disiagakan di lokasi kejadian. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran, Gatot Sutanto, mengatakan, informasi kebakaran pasar diperoleh pada Senin sore pukul 17.00 WIB. Kemudian pemadaman dibantu dari kabupaten se-Soloraya, Salatiga, Ungaran, Semarang, Lanud, Brigief, Brimob, BPBD, PMI dan Dinas Lingkungan Hidup. Personel yang dikerahkan juga dibantu TNI, Polri, relawan serta Satpol PP. Pada pukul 21.00 WIB api sudah bisa disolasi, tidak bergerak lagi dan tidak merembet. Setelah dilakukan solasi, pada Selasa dini hari pukul 02.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB api sudah bisa dipadamkan. 

"Tapi saat ini posisi masih didinginkan. Bara api masih ada beberapa spot. Sehingga kami menurunkan mobil pemadam kebakaran pagi ini delapan unit dibantu BPBD," terang Gatot kepada wartawan. 

Gatot menambahkan, timnya mengalami beberapa kesulitan saat memadamkan api. Antara lain, bahan yang terbakar mudah sekali terbakar. Selain itu, barang yang terbakar mengeluarkan asap luar biasa karena bumbu-bumbu dapur termasuk cabai sehingga asapnya pedas. Bangunan yang terbakar terlindungi oleh seng sehingga air tidak bisa langsung masuk lansung. "Kemudian, lantai dua yang terbakar dipacu angin sehingga merembet sangat cepat," imbuhnya. 

Baca juga, Pasar Solo Terbakar, Ribuan Pedagang Terdampak

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement