Selasa 30 Oct 2018 18:35 WIB

Kunjungi Keluarga Korban Lion Air, Rusdi Kirana Menangis

Staf Lion Air Group mendampingi keluarga korban.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nur Aini
Founder Lion Air Group, Rusdi Kirana bersama Presiden Direktur Lion Air Edward Sirait mengunjungi keluarga penumpang Lion Air JT 610 di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (30/10) sore.
Foto: Republika/Dedy Darmawan
Founder Lion Air Group, Rusdi Kirana bersama Presiden Direktur Lion Air Edward Sirait mengunjungi keluarga penumpang Lion Air JT 610 di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (30/10) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilik Lion Air Group, Rusdi Kirana meneteskan air mata ketika mengunjungi para keluarga korban pesawat Lion Air JT 610 di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (30/10) sore. Kedatangan Rusdi Kirana ditemani oleh Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait. 

Saat tiba di Hotel Ibis, mereka berdua langsung memasuki ruangan crisis centre Lion Air Group. Rusdi Kirana pun tak bisa menahan tangis ketika melihat raut sedih wajah para keluarga dan kerabat korban yang belum mendapat kepastian kabar anggota keluarga mereka. Begitu juga Edward Sirait yang hanya bisa tertunduk sedih.

Pertemuan antara pimpinan Lion Air Group dengan para keluarga korban sekitar 20 menit. Rusdi terlihat turut mengelap air mata salah satu keluarga korban yang tak bisa menahan tangis.

Kepada wartawan, Rusdi menyatakan duka cita mendalam atas peristiwa kecelakaan Lion Air JT 610 dengan rute Cengkareng-Pangkal Pinang, Senin (29/10) pagi kemarin.

"Saya turut berduka cita. Otomatis saya rasakan kesedihan korban. Tapi saya juga sudah berusaha menangani keluarga di sini dengan baik," tuturnya dengan mata sudah memerah.

Rusdi menyatakan, setiap hari ada 120 staf Lion Air Group yang bertugas mendampingi para keluarga. Satu keluarga korban didampingi oleh satu orang staf. Pihaknya pun segera bekerja sama dengan salah satu universitas untuk menggelar trauma healing bagi seluruh keluarga.

Selain itu, Rusdi memastikan mulai besok, Rabu (1/11), manajemen Lion Air Group akan memberikan santunan sebesar Rp 5 juta per keluarga. Ia menjelaskan, selama tinggal di hotel kebutuhan keluarga memang ditanggung. Namun, tentu tidak menutup kemungkinan ada biaya-biaya lain yang mesti dikeluarkan keluarga.

Selain itu, jika jenazah ditemukan, manajemen juga menyalurkan biaya pemakaman sebesar Rp 25 juta."Ini semua di luar klaim asuransi, klaim Jasa Raharga, dan di luar klaim asuransi kita," kata Duta Besar Malaysia itu.

Ia pun berharap, semua bantuan yang diberikan oleh manajemen perusahaan akan meringankan beban keluarga. Rusdi memahami insiden kecelakaan tersebut memberikan luka yang berat dan mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Proses evakuasi dan pencarian bangkai pesawat yang masih berlangsung turut melelahkan bagi keluarga.

"Saya memahami tapi saya mencoba melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan," tuturnya. Manajemen Lion Air pun berjanji untuk secepatnya mengurus klaim asuransi bagi para korban yang wajib diberikan perusahaan. 

Salah satu kerabat korban, Iyal (52 tahun) mengatakan, Rusdi Kirana telah menjamin hidup keluarga korban selama masa penantian evakuasi. Ia mengaku, pihak Lion Air telah membiayai penginapan keluarga untuk 10 hari ke depan.

Kerabat Iyal yang menjadi korban Lion Air JT 610 bernama Fauzan (25 tahun). Fauzan, dikatakan Iyal, pergi ke Pangkal Pinang untuk pekerjaan.

Namun, jika dalam 10 hari ke depan korban belum ditemukan, maka waktu penginapan akan ditambah hingga keluarga mendapatkan kejelasan. Meski demikian, Iyal mengatakan tak ingin menuntut banyak kepada manajemen perusahaan.

"Kami tidak mau menuntut (materi). Masa nyawa harus dituntut dengan hal yang seperti itu," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement