REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang turut mengingatkan pada perjalanan bisnis pemiliknya, Rusdi Kirana. Bersama saudaranya, Rusdi membangun bisnis penerbangan mulai dari menyewa satu pesawat.
Maskapai Lion Air adalah bagian dari Grup Lion Air, yang memiliki beberapa maskapai lain, termasuk:
- Wings Air - maskapai penerbangan domestik murah di Indonesia
- Batik Air - maskapai penerbangan domestik dan internasional layanan penuh yang dipasarkan ke penumpang kelas menengah
- Lion Bizjet - menyediakan charter jet pribadi 24-jam
- Malindo Air - berbasis di Malaysia
- Thai Lion Air - berbasis di Thailand
Grup itu juga memiliki bisnis pengiriman barang yang bernama Lion Parcel, dan bisnis perhotelan dengan nama Lion Hotel and Plaza, di Manado, Sulawesi Utara. CEO Grup Lion, Rusdi Kirana, memulai perusahaan dengan saudaranya Kusnan pada 1999 dengan modal 1,2 juta dolar AS (atau setara Rp 12 miliar).
Sebelum dua bersaudara ini memulai Grup Lion Air, Rusdi memulai karirnya sebagai penjual mesin tik dan kemudian menjadi penjual bahan kue.
Dua bersaudara itu kemudian menjalankan sebuah perusahaan yang membantu para pelancong untuk mendapatkan paspor dan visa. Sebuah usaha yang memungkinkan mereka untuk mendirikan agen perjalanan bernama Lion Tour di mana pekerjaan Rusdi adalah menyambut para penumpang di gerbang kedatangan.
Setelah menyadari munculnya tiket daring akan membuat mereka terdepak dari bisnis itu, dua bersaudara tersebut memutuskan untuk mengumpulkan tabungan mereka dan membeli pesawat pertama mereka.
Forbes melaporkan modal awal sekitar 900 ribu dolar AS (atau setara Rp 9 miliar) itu digunakan untuk menyewa pesawat pertamanya, sebuah Boeing 737-300. Untuk menghemat uang, Rusdi merancang logo maskapai dan seragam pramugari.
Kini, Lion Air memiliki lebih dari 110 pesawat dan terbang lebih dari 180 rute. Tahun lalu, Forbes memperkirakan dua bersaudara ini memiliki kekayaan senilai 1,4 miliar dolar AS (atau setara Rp 14 triliun).
Pada 2014, Rusdi menjadi wakil ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Menjadi seorang Kristen di sebuah partai Muslim, Rusdi mengatakan kepada Forbes: "Sebagai seorang pengusaha, saya perlu akses ke para pembuat keputusan, dan sulit untuk mendapatkan itu jika saya tidak berhubungan dengan partai politik."
Rusdi terpilih sebagai Duta Besar Indonesia untuk Malaysia pada 2017 setelah menjabat sebagai salah seorang anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Jokowi.