REPUBLIKA.CO.ID, MASSACHUSETSS -- Pesawat EgyptAir 990 pada 31 Oktober 1999 melakukan perjalanan dari Bandara Internasional di New York menuju Bandara Internasional Kairo di Mesir pada pukul 01.20 pagi. Penerbangan tersebut berangkat sesuai jadwal, namun ketika mengudara di lautan Massachusetts, pesawat menukik hingga merendah sehingga jatuh.
Pesawat tersebut jatuh di perairan Samudera Atlantik, 60 mil lepas pantai Pulau Nantuket, Massachusetss pada pukul 01.50 pagi, sekitar 20 menit setelah keberangkatan. Semua penumpang pesawat beserta pilot dan kru tewas di dalamnya dengan total 217 orang.
Jenis pesawat EgyptAir 990 adalah Boeing 767 ER 366 yang berusia 10 tahun. Penyelidikan kecelakaan penerbangan tersebut dilakukan oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Amerika Serikat (AS) dibantu FBI dan Penjaga Pantai AS.
Penumpang terdiri dari orang Amerika Utara, Timur Tengah, Eropa dan Afrika sehingga menjadi perhatian internasional.
NTSB menemukan rekaman percakapan di kokpit dan informasi yang dikumpulkan dari hancurnya pesawat. Rekaman tersebut berisi percakapan tiga pilot yang berencana bergantian mengendalikan pesawat.
Tiga pilot di antaranya, Kapten Komando Ahmed El Habashy, Perwira pertama Adel Anwar dan Perwira bantuan Gamil El Batouty. El Habashy bertugas untuk mengendaikan bagian pertama penerbangan, sementara Batouty istirahat, kemudian mereka akan bergantian memegang kendali pesawat.
Namun 20 menit setelah take off Gamil El Batouty berbicara kepada Ahmed El Habashy bahwa dia tidak akan tidur. Dia juga ingin mengontrol bagian pertama penerbangan sementara Habashy tidur.
Habashy pada awalnya keberatan mengatakan bahwa Batouty seharusnya memberitahu sebelumnya, karena dia sudah tidur dalam persiapan untuk peregangan pertama penerbangan. Beberapa kesepakatan dibuat bahwa mereka akan beralih, setelah Habashy setuju dengan kapten komando.
Sebelum Habashy melepaskan posisinya di kontrol pesawat, Batouty meninggalkan kokpit. Kemudian kembali lagi, Habashy pun izin ke kamar mandi. Sehingga pesawat dikendalikan sendiri oleh Batouty.
Dalam rekaman, Batouty kerap mengatakan, "Saya mengandalkan tuhan. Saya mengandalkan Tuhan"
Beberapa menit dia kendalikan pesawat, kemudian Batouty berbicara dari pesiar ke siaga dan mengatakan bahwa pesawat akan jatuh. Setiap detik selama tujuh kali Batouty mengatakan, "Saya mengandalkan Tuhan," pada detik kedelapan, Kapten datang dari toilet dan panik mengatakan, "Apa yang terjadi?" sebanyak dua kali.
Pakar suara mengatakan, suara Kapten memang sangat tertekan, namun tidak dengan Batouty yang kata pakar, pola berbicaranya tidak menunjukkan tekanan, bahkan terdengar santai.
Spekulasi menyeruat entah Batouty mengendalikan pesawat sengaja dikendalikan untuk jatuh atau EgyptAir Flight 990 mengalami malfungsi untuk menjalankan semua perintah ini.
Pesawat jatuh dengan kecepatan tinggi. Dewan Keselamatan Transportasi Nasional menyimpulkan bahwa kecelakaan EgyptAir Flight 990 adalah hasil dari tindakan yang diambil oleh Gamil El Batouty. Sementara alasan Batouty memerintahkan pesawat untuk merendah tidak diketahui.
Tidak ada bukti yang tersedia bahwa dia adalah seorang teroris atau mengalami gangguan jiwa. Hal itumasih menjadi misteri. Meskipun demikian, para penyelidik telah menunjukkan secara konklusif bahwa tidak ada kerusakan fatal yang bisa mendaratkan EgyptAir Flight 990 di lautan.
Pejabat Mesir menentang kesimpuln dari NTSB. Mereka menuduh penyelidikan oleh AS tidak teliti dan kesimpulan itu tidak berdasar.
Sementara investigasi oleh Mesir mengatakan, kecelakaan yang menewaskan 217 orang dikarenakan faktor mekanis. Laporan resmi setebal 180 halaman tidak menyebut pilot bunuh diri, melainkan "penyebab yang tidak bisa dijelaskan." Hingga kini, kecelakaan Egyptair flight 990 masih menjadi misteri tanpa ada bukti kuat yang mengarah ke Batouty atau mekanik.