Rabu 31 Oct 2018 10:20 WIB

Bank Sentral Jepang Pertahankan Kebijakan Moneter

Suku bunga jangka pendek dijaga di minus 0,1 persen.

Bank of Japan
Foto: wadsam.com
Bank of Japan

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ), diperkirakan tidak akan mengubah pengaturan moneternya pada pertemuan Rabu (31/10). BOJ juga mengindikasikan kesiapannya untuk mempertahankan program stimulus besar-besaran untuk saat ini, karena gesekan perdagangan global dan kegelisahan pasar keuangan mempersuram prospek ekonomi.

BOJ kemungkinan akan mengeluarkan peringatan yang sedikit lebih kuat tentang kerentanan keuangan dalam laporan triwulanan yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat. Hal ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran atas penderitaan bertahun-tahun dari suku bunga mendekati nol yang berdampak pada laba bank.

Namun, setiap perubahan dalam bahasa tentang risiko-risiko keuangan tidak mungkin menandakan kenaikan suku bunga jangka pendek. "Untuk BOJ, fokusnya adalah pada bagaimana ekonomi Jepang dapat dipengaruhi oleh risiko-risiko seperti meningkatnya perang perdagangan, penyesuaian stok global dan kenaikan harga minyak dari meningkatnya risiko-risiko geopolitik," kata Hiroshi Ugai, kepala ekonom di JPMorgan Securities Jepang.

Pada kajian suku bunga dua hari yang berakhir pada Rabu, BOJ diperkirakan akan mempertahankan janji untuk memandu suku bunga jangka pendek pada minus 0,1 persen. Sementara, suku bunga jangka panjang diperkirakan di sekitar nol persen.

Sembilan anggota dewan bank sentral juga akan menerbitkan proyeksi pertumbuhan dan inflasi baru dalam laporan triwulan yang menilai prospek dan risiko-risiko ekonomi jangka panjang. BOJ mungkin sedikit memangkas pertumbuhannya dan prakiraan harga untuk tahun fiskal saat ini yang berakhir pada Maret 2019, tetapi kurang lebih mempertahankan proyeksi untuk dua tahun berikutnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement