REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan Indonesia telah memerintahkan seluruh pesawat Boeing 737 Max 8 diperiksa kembali menyusul kecelakaan yang dialami pesawat Lion Air JT610 pada Senin (29/10) di lepas pantai Jawa.
Staf dari perusahaan Boeing akan tiba di Jakarta pada Rabu (31/10) untuk membantu mencari tahu mengapa pesawat Lion Air tersebut jatuh di lokasi 15 kilometer dari pantai di Karawang Jawa Barat dan menewaskan 189 orang. Para anggota keluarga sudah memberikan sampel DNA guna membantu mengidentifikasi para korban.
Ratusan petugas pencari masih melakukan pencarian di lokasi kejadian, dan berhasil mengumpulkan serpihan dari pesawat ke dalam sekitar 20 kantong jenazah untuk diteliti.
Kepala Pusat Kedokteran Indonesia Polri Arthur Tampi mengatakan mereka sudah menerima belasan serpihan bagian manusia untuk diidentifikasi. Hasil tes DNA memerlukan waktu sampai delapan hari.
Pada Selasa, para anggota keluarga korban masih berharap adanya mukjizat. Mereka belum bisa menerima kenyataan bahwa anggota keluarga mereka menjadi korban dalam kecelakaan pesawat yang baru digunakan selama dua bulan, dipiloti oleh yang berpengalaman, dan terbang dalam cuaca yang bagus.
Banyak di antara mereka berada di Rumah Sakit Polri Kramat Jati di Jakarta guna memberikan sampel untuk uji DNA guna membantu mengidentifikasi para korban.
Salah seorang di antaranya Risko menangis di luar gedung rumah sakit, di saat dia menunggu bersama keluarga yang lain. "Ayah saya adalah salah satu penumpang, dan kami belum mengetahui nasibnya."
"Kami masih berharap yang terbaik karena belum ada pengumuman resmi dari Lion Air." katanya.
Pesawat mengalami masalah dalam penerbangan sebelumnya
Kecelakaan ini kembali menimbulkan kekhawatiran mengenai keselamatan penerbangan di Indonesia, di mana industri penerbangan tumbuh dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia baru saja dicabut dari daftar hitam di Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Sebelum mengalami kecelakaan, pesawat Lion Air ini juga mengalami masalah dalam penerbangan sebelumnya dari Denpasar (Bali) ke Jakarta pada Ahad (28/10). Sebelumnya, Presiden Lion Air Edward Sirait sudah mengakui adanya masalah teknis dengan pesawat Lion Air dalam penerbangan dari Bali tersebut. Namun masalahnya sudah diselesaikan sebelum digunakan paginya dalam penerbangan dari Jakarta ke Pangkal Pinang.
AP
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini