Kamis 01 Nov 2018 04:30 WIB

Manfaatkan Bonus Demografi, Ini Saran Sri Mulyani

Bonus demografi ini bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian

Anak-anak memperingati hari Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia dengan mengikuti karnaval. Bonus demografi Indonesia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan menciptakan sumber daya manusia berkualitas.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Anak-anak memperingati hari Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia dengan mengikuti karnaval. Bonus demografi Indonesia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan menciptakan sumber daya manusia berkualitas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mendorong pemanfaatan bonus demografi atau dominasi penduduk produktif. Sehingga bonus demografi ini bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian.

"Syaratnya tentu demografinya, terutama generasi muda harus memiliki kualitas," kata Sri Mulyani usai menghadiri seminar Hari Oeang di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (31/10).

Ia menyebutkan bahwa investasi di bidang sumber daya manusia seperti pendidikan dan kesehatan menjadi kunci untuk mewujudkan penduduk muda yang berkualitas. Selain itu, perlu pula upaya dari pemerintah untuk memotong tali kemiskinan supaya penduduk yang berasal dari kelompok keluarga miskin tidak kemudian menjadi miskin juga.

"Karena itu kebijakan di bidang pendidikan yang sudah dimandatkan 20 persen, bidang kesehatan, dan bidang jaring pengaman sosial itu untuk mempersiapkan bonus demografi menjadi sesuatu yang bisa memberikan dampak positif," kata Sri Mulyani.

Menkeu juga menyoroti sistem jaminan sosial yang berkelanjutan sebagai salah satu hal yang harus diciptakan untuk bersiap menghadapi populasi yang menua (aging population). "Artinya kelompok yang tadinya milenial ini akan jadi senior citizen juga, dan pada saat itu mereka membutuhkan fasilitas kesehatan dan lain-lain," kata Sri Mulyani.

Dalam kesempatan yang sama, ekonom senior sekaligus mantan Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti menyebutkan Indonesia tidak akan kekurangan tenaga kerja dan pasar hingga 2050. "Penduduk Indonesia sekitar 60 persen sampai 2050 adalah penduduk usia kerja atau working age sehingga Indonesia tidak akan kekurangan pasar dan tenaga kerja," ujar dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement