REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), Prof Muhammadiyah Amin menilai pertemuan yang dilakukan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Rabu (31/10) malam akan menguatkan jadi diri keislaman di Indonesia.
"Kalau sekarang dua ormas Islam di Indonesia itu bersatu dan satu bahasa itu akan menguatkan jati diri ke-Islam-an Indonesia,” ujar Muhamadiyah saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (31/10).
Dia pun mengapresasi jika Muhammadiyah dan NU saat ini ingin menyatukan visi kebangsaan, sehingga umat Islam di akar rumput memandang bahwa Islam saat ini tidak mudah terpecah belah.
"Jadi saya senang sekali kalau kemudian NU dan Muhammadiyah itu bisa bersatu dalam hal penyatuan visi bangsa," ucapnya.
Dia mengatakan, ormas-ormas Islam lainnya di Indonesia juga banyak yang berafiliasi dengan NU dan Muhammadiyah. Karena itu, kalau organisasi Islam terbesar itu sudah bersatu maka yang lainnya akan ikut bersatu.
“Saya sangat medukung pertemuan itu. Kemenag khususnya Dirjen Bimas yang mewadahi seluruh ormas di Indonesia sangat mendukung apa yang dilakukan NU dan Muhammadiyah malam ini yang bertemu kembali,” kata Muhammdiyah.
Untuk diketahui, beberapa tokoh PBNU melakukan silaturrahim ke Kantor PP Muhammdiyah di di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jl. Menteng Raya, Jakarta Pusat, Rabu (31/10) malam. Berdasarkan pantuan Republika.id di lokasi, beberapa pengurus PBNU datang ke kantor PP Muhammadiyah sekitar pukul 19.10 WIB.
Rombongan PBNU itu dipimpin langsung Ketum PBNU KH Said Aqil Sirodj yang didampingi Sekjen PBNU Helmy Faishol. Tampak juga Waketum PBNU KH Maksum Machfoedz dan Ketua PBNU Robikin Emhas. Mereka langsung naik ke lantai dua Kantor PP Muhammadiyah dan disambut oleh Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir dan Sekjen PP Muhammdiyah Abdul Mu\'ti.