REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Tourism Crisis Center (TCC) Lombok Bangkit, atau Tim Kerja Pemulihan Destinasi dan Promosi Pariwisata Pascagempa Lombok, menggelar pertemuan antara 20 industri jasa pariwisata di Lombok dengan 100 industri jasa pariwisata di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (31/10).
Asdep Pemasaran I Regional III, Kemenpar, Sudaryana, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan kembali sektor kepariwisataan NTB pascagempa yang melanda Lombok dan sekitarnya beberapa waktu lalu.
"Tim ini melakukan upaya dan kegiatan baik dalam bentuk pendataan 3A seperti atraksi, aksesibilitas, dan amenitas, kemudian pemulihan psikologis melalui kegiatan trauma healing, serta promosi destinasi wisata yang tidak terdampak," ujar Sudaryana dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Mataram, NTB, Rabu (31/10).
Dia menyampaikan, Kemenpar juga telah melakukan promosi ke destinasi wisata tidak terdampak seperti Kawasan Ekonom Khusus (KEK) Mandalika, Sekotong, sebagian Senggigi, dan Kota Mataram, dalam perjalanan pengenalan atraksi wisata dengan mendatangkan industri, korporasi, dan media.
"Diharapkan melalui kegiatan di Batam ini, industri jasa pariwisata di Lombok dapat memanfaatkan peluang untuk memperluas jejaring, khususnya dalam menjual paket-paket wisata Lombok," lanjutnya.
Ketua TCC NTB Bangkit atau Tim Kerja Pemulihan Destinasi dan Promosi Pariwisata NTB, Farid Said mengatakan, bahwa Tim TCC NTB Bangkit memiliki berbagai kegiatan baik pemulihan dengan berkunjung dan menggelar table top kelima provinsi yang merupakan pasar utama wisatawan ke Lombok, yakni Yogyakarta, DKI Jakarta, Bandung, Batam, dan Banjarmasin.
"Tujuannya adalah untuk mempertemukan para seller dari NTB dan buyer agar mau menjual kembali daya tarik wisata Lombok dan Sumbawa," ujar Farid.
Selain pasar domestik, lanjutnya, pasar utama luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, juga menjadi sasaran bagi para pelaku jasa usaha wisata NTB
"Kota Batam sendiri merupakan kota persinggahan, destinasi belanja, sekaligus sebagai pasar pintu masuk wisatawan mancanegara yang cukup besar, terutama dari Singapura dan Malaysia,” kata Farid.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardi Winata mengatakan, kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke Batam mencapai 1,2 juta per tahun, terutama dari Singapura dan Malaysia.
"Awalnya, Batam fokus sebagai kota industri dan jasa, kini juga terus berbenah meningkatkan pembangunan infrastruktur, mulai dari jalan-jalan diperlebar, keindahan kota dipercantik, menggali atraksi-atraksi seni dan budaya, ketersediaan amenitas, dan lainnya," ujar Ardi.
Ardi juga mendukung proses pemulihan sektor pariwisata NTB dengan memberikan informasi kepada masyarakat Batam, dan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Batam bahwa NTB saat ini sangat aman dikunjungi.
"Kami juga akan menjajaki kerja sama dengan Dinas Pariwisata NTB atau stakeholder pariwisata di NTB untuk mempercepat pemulihan pariwisata NTB pascagempa," kata Ardi.
Ketua Asita NTB, Dewantoro Umbu Djoka menyampaikan, Lombok pascagempa sudah sangat aman dikunjungi oleh para wisatawan. Ia menyampaikan, berbagai fasilitas pariwisata yang mengalami kerusakan karena gempa sangat sedikit dibandingkan dengan keberadaan destinasi yang ada di NTB.
"Dampak gempa di Lombok hanya sekitar 20 persen saja obyek wisata yang terdampak, khususnya di bagian utara Lombok. Sementara destinasi lain sangat aman dikunjungi, mulai dari Pantai Senggigi dan Sekotong (Lombok Barat), KEK Mandalika (Lombok Tengah), Pantai Pink (Lombok Timur)," kata Umbu.