Kamis 01 Nov 2018 11:39 WIB

Ini Tahapan yang Harus Dilalui Penyelam Sebelum Bertugas

Satu per satu penyelam yang akan bertugas hari ini dicek tekanan darahnya.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Tim penyelam TNI AL melakukan pencarian pesawat Lion Air JT610 menggunakan KRI Sanca di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Tim penyelam TNI AL melakukan pencarian pesawat Lion Air JT610 menggunakan KRI Sanca di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, LAUT JAWA -- Sebelum melaksanakan tugas menyelam, para penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) TNI AL melakukan pengecekan tekanan darah mereka. Hari ini, Kamis (1/11), para penyelam akan kembali menyisir area yang tidak jauh berbeda dengan yang mereka sisir kemarin.

Nama-nama penyelam yang akan bertugas dicatat di secarik kertas berukuran A4. Setidaknya terdapat 13 nama yang tertulis di kertas tersebut. Di sebelah kanan nama para penyelam, tertulis hasil pengecekan tekanan darah para penyelam.

Baca Juga

Satu per satu penyelam yang akan bertugas hari ini dicek tekanan darahnya. Hasilnya pun beragam, namun masih berada di batas normal. Terdapat satu penyelam yang tekanan darahnya 150/100 yang kemudian digantikan oleh penyelam lain yang lebih fit untuk menyelam.

"Kita cek kesehatan mereka dulu. Kalau rendah (tekanan darahnya, Red) akan lemas. Kalau tinggi, akan pusing. Kalau kita turunkan penyelam yang lagi sakit, sama saja kita bunuh mereka," kata Wakil Ketua Tim Penyelam Dislambair Mayor Laut (S) Thomas DF di atas Kapal Landing Craft Utility (LCU)-1 KRI Banda Aceh-593 di Perairan Karawang, Laut Jawa, Jawa Barat, Kamis (1/11).

Thomas menjelaskan, selain pengecekan tekanan darah, yang merupakan tahapan wajib sebelum menyelam, pengecekan alat juga harus dilakukan. Pengecekan alat di antaranya oksigen dan berapa alat selam yang digunakan. Alat selam rebreather yang digunakan ada dua jenis, yakni open circuit dan semi close.

Sementara ini, info yang Republika.co.id dapat di lapangan, pencarian yang akan dilakukan oleh tim Dislambair akan dibagi di dua titik. Titik pertama, pasukan penyelam yang berada di Kapal LCU-1 KRI Banda Aceh-593, akan menyusuri lebih lanjut titik yang telah ditemukan kemarin. Sedangkan tim lainnya, yang menggunakan Kapal Sounding Vessel (SV)-933-1 KRI Rigel-933, akan menyusuri titik baru yang berjarak 90 meter dari titik kemarin.

Namun, Thomas masih terus berkoordinasi melalui saluran radio untuk melakukan penyelaman. Menurut dia, penyelam akan turun berdasarkan informasi dari kapal yang memiliki informasi di titik mana ditemukan benda diduga badan pesawat dan kotak hitam. "Kita menunggu informasi dari Rigel. Tidak mungkin kita yang mencari sendiri," jelasnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengaku mendengar sendiri suara 'ping' dari dua kotak hitam milik pesawat Lion Air JT 610 yang diduga jatuh di Perairan Karawang, Laut Jawa, Jawa Barat. Menurut dia, suara 'ping' tersebut terdengar semakin dekat dan semakin kencang saat dilakukan pengecekan.

"Tadi baru kita menemukan suara ping dari black box (kotak hitam). Black box ada dua, jadi bunyi pingnya ada dua. Saya dengarkan langsung dengan Kabasarnas dengan menggunakan alat (milik) KNKT," ungkap Hadi di Jakarta, Rabu (31/10).

Hadi menjelaskan, volume bunyi 'ping' dari kedua kotak hitam itu berbeda. Di mana satu kotak hitam berbunyi dengan jelas, sedangkan satu kotak hitam lainnya terdengar kecil. Mungkin, kata dia, kotak hitam yang tidak begitu terdengar tertutup dengan pasir atau benda lainnya. Dia menerangkan, suara 'ping' dari kotak hitam dapat berbunyi hingga 90 hari sejak menyala. "Tapi yang jelas suara itu ada, sifatnya semakin dekat, semakin kencang," ujar mantan Kepala Staf Angkatan Udara tersebut.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement