Kamis 01 Nov 2018 14:41 WIB

Menhub Harapkan Kotak Hitam Kedua Segera Ditemukan

Kotak hitam kedua ini berisi rekaman percakapan pilot di kokpit

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Gedung Karsa Kementerian Perhubungan, Kamis (1/11) memberikann mengenai langkah selanjutnya pasca kecelakaan Pesawat Lion Air registrasi PQ-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 pada 29 Oktober 2018.
Foto: Rahayu Subekti/Republika
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Gedung Karsa Kementerian Perhubungan, Kamis (1/11) memberikann mengenai langkah selanjutnya pasca kecelakaan Pesawat Lion Air registrasi PQ-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 pada 29 Oktober 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengharapkan kotak hitam kedua pesawat Lion Air beregistrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 pada 29 Oktober 2018 ditemukan. Saat ini baru satu kotak hitam pesawat tersebut yang sudah ditemukan.

"Ini baru satu ditemukan kotak hitamnya  dan diharapkan satu lagi bisa ditemukan," kata Budi saat konferensi pers di Gedung Karsa Kemenhub, Kamis (1/11).

Dia menjelaskan pesawat tersebut memiliki dua kotak hitam yaitu flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR). Budi mengatakan satu CVR merupakan kotak hitam yang merekam percakapan di dalam kokpit dan DFR merekam data perjalanan pesawat. Sementara yang baru ditemukan yaitu kotak hitam yang berisi FDR.

Budi menuturkan sangat mengapresiasi tim dari Basarnas dan TNI AL di lapangan yang menemukan kotak hitam tersebut. "Elemen (kotak hitam) tersebut akan dibawa ke pelabuhan Tanjung Priok," tutur Budi.

Dia memastikan, kotak hitam yang sudah ditemukan bisa menjadi bahan investigasi selanjutnya. Budi mengatakan kotak hitam tersebut dapat menjadi informasi detil yang dibutuhkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Dansatgas SAR Lion Air JT 610 Kolonel Laut (P) Isswarto sebelumnya memastikan satu kotak hitam sudah ditemukan. "Penyelam TNI AL menemukannya, ini sedang proses evakuasi oleh tim penyelam TNI AL. Nanti setelah dievakuasi, akan dibawa ke KNKT yang ada di Kapal Baruna Jaya," kata Isswarto.

Kotak hitam yang merekam suara terakhir di pesawat sebelum jatuh itu ditemukan di kedalaman 30 meter lewat alat remotely operated vehicle (ROV) yang dimiliki kapal Baruna Jaya I. Awalnya, ROV menemukan serpihan badan pesawat dan sebuah syal yang diduga milik korban.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement