REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Surjanto Tjahjono mengatakan kotak hitam dari pesawat Lion air JT 610 yang ditemukan dalam keadaan terpisah.
"Kemungkinan besar yang ditemukan adalah FDR (Flight Data Record), sementara itu kita akan terus mencari cangkangnya yang CVR (Cockpit Voice Record)," kata dia saat konferensi pers di Dermaga JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (1/11).
Kotak hitam yang berwarna oranye tersebut tiba di Dermaga JICT Tanjung Priok sekitar pukul 18.00 WIB. Dia mengatakan FDR berisi data-data mengenai kecepatan terbang dan ketinggian sementara CVR berisi data percakapan pilot dengan menara pemancar, pilot dengan co-pilot, pilot dengan awak pesawat, dan pembicaraan pilot di kokpit.
Kotak hitam yang ditemukan akan segera dibawa ke laboratorium untuk dipastikan apakah itu FDR atau CVR, sekilas keduanya tidak berbeda. Namun, FDR memiliki kabel yang lebih banyak.
Untuk mengunggah data dari FDR biasanya dibutuhkan waktu satu hingga dua minggu.
FDR akan menyimpan data 25 jam penerbangan terakhir, maka dengan FDR, pihak investigator tidak hanya dapat melihat data saat penerbangan terakhir, tetapi juga penerbangan sebelumnya.
Dia mengatakan dari suara ping yang terlacak, lokasi CVR berada tidak jauh dari tempat ditemukan FDR. Kedua benda itu dibutuhkan untuk melengkapi investigasi terjadinya kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh pada Senin (29/10).
Saat pencarian VCR, suaranya tidak terlalu jelas karena di sekitar lokasi tersebut banyak kapal, untuk itu pencarian esok hari akan diubah strategi agar VCR dapat segera ditemukan.
"Ping locator kotak hitam dapat memancarkan sinyal selama 30 hari," kata dia.