Kamis 01 Nov 2018 21:50 WIB

Kemenag Ajak Aktivis Rohis Berkemah

Perkemahan ini bukan perkemahan biasa.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
 Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kanan) memukul bedug sebagai tanda dibukannya perkemahan Rohis Nasional yang diadakan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (3/5).(Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kanan) memukul bedug sebagai tanda dibukannya perkemahan Rohis Nasional yang diadakan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (3/5).(Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Agama akan menggelar Perkemahan Kerohanian Islam (Rohis) Siswa SMA/SMK Tingkat Nasional III Tahun 2018 di Belitung pada 5-10 November 2018 mendatang. Kegiatan ini digelar untuk menekan radikalisme di kalangan aktivis rohis. 

Perkemahan Rohis ini akan diikuti 1153 peserta, pendamping, dan fasilitator dari 621 SMA/SMK dari 298 kabupaten/kota di Indonesia. Ribuan aktivis rohis itu akan dibekali dengan materi moderasi agama untuk menekan radikalisme. 

"Jadi tanggal 5-10 November insyaAllah kami akan melaksanakan perkemahan rohis ketiga. Ini akan melibatkan peserta sekitar 2.000-an," ujar Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) Kemenag, Rohmat Mulyana Sapdi saat konferensi pers di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Kamis (1/11).

Kegiatan yang bertema “Berbagi di Bumi Laskar Pelangi” ini akan mengambil lokasi di Bumi Perkemahan Juru Seberang Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Menurut Rohmat, perkemahan ini bukan perkemahan biasa, tetapi mengandung misi strategis menyalurkan ide-ide moderasi Islam.

Dia mengatakan, Perkemahan Rohis kali juga berbeda dengan sebelumnya, karena kali ini peserta diwajibkan membawa gadget. Dengan gadget itu, aktivis rohis akan diberi panduan bermedsos atau fikih medsos. 

"Ada yang beda dengan sebelumnya, kalau yang lalu kami melarang mereka untuk membawa HP. Tapi kalau sekarang disarankan bawa HP Karena nanti ada kegiatan melek informasi yang terkait radikalisme,” ucap Rohmat.  

Selama ini, kegiatan kerohanian Islam di sekolah masih dicurigai sebagai tempat interaksi para penyebar ide radikal dengan para simpatisan kegiatan Islam. Berdasarkan jajak pendapat tahun 2017, Wahid Foundation hampir 60 persen peserta kegiatan kerohanian Islam (rohis) di institusi pendidikan \'siap berjihad dengan jalan kekerasan\'.

Kemenag berharap angka aktivis rohis yang pro terhadap kekerasan tersebut bisa ditekan melalui Perkemahan Rohis tersebut. Kasubdit Pendidikan Agama Islam Direktorat PAI Kemenag, Unang MM mengatakan, untuk menekan radikalisme di pendidikan Islam, Kemenag tidak hanya melakukan pembinaan terhadap siswa tapi juga kepada guru-gurunya. 

“Jadi perkemahan rohis ini adalah salah satu momen berinteraksinya para aktivis rohis. Tapi tidak hanya itu, guru-gurunya juga kita genjot, kita bekali bagaimana menebar ajaran Islam yang ramah damai dan mendamaiakan,” kata Unang. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement