REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Gelar nomor satu dunia tampak mustahil diraih Novak Djokovic ketika ia menjalani operasi pada Februari sebelum mengalami krisis kepercayaan diri. Namun, petenis Serbia itu akhirnya mampu memastikan kembali menjadi petenis nomor satu dunia pada Rabu waktu setempat.
Petenis berusia 31 tahun itu meraihnya tanpa harus mengayunkan raket ketika Rafael Nadal mundur dari turnamen Paris Masters karena cedera perut. Nadal yang sempat merebut posisi puncak, memilih mundur menjelang pertandingan melawan Fernando Verdasco.
''Hebat berada di sini di Paris selama dua hari dan berlatih bersama orang-orang hebat,'' kata Nadal. ''Tapi pada beberapa hari lalu, saya merasa sedikit terganggu dengan cedera perut, terutama ketika saya melakukan servis.''
Nadal memeriksakan kondisi perutnya ke dokter. Ia disarankan untuk tidak memaksakan diri tetap bermain. ''Jika saya terus bermain, bisa-bisa perut saya kram dan justru menjadi cedera berat,'' katanya. ''Sungguh saya tidak menginginkan itu terjadi.''
Mundurnya Nadal menjadi berkah bagi Djokovic. Roger Federer, yang akan beraksi pada pertandingan selanjutnya melawan Milos Raonic, juga memilih mundur. Tanpa harus berkeringat, Djokovic pun akan merebut kembali predikatnya sebagai petenis nomor satu dunia ketika ATP mengumumkan daftar peringkat terbaru yang akan diumumkan pada Senin.
Djokovic bisa menjadi petenis pertama sejak daftar peringkat ATP diperkenalkan pada 1973, yang akan mengakhiri tahun sebagai petenis nomor satu dunia yang beranjak dari luar posisi 20 besar. Ini menjadi langkah kilat dimana Djokovic selalu berada di belakang Nadal dan Federer dalam daftar peringkat sepanjang waktu.
Djokovic sempat absen selama dua kali pertengahan musim 2017. Dia kembali memulai gebrakannya pada awal tahun ini, namun cedera kembali menghajarnya lagi di Australia Terbuka ketika dia dikalahkan oleh petenis muda asal Korsel Chung Hyeon.
Setelah kembali dari operasi, dia gagal memenangkan satu putaran di Indian Wells atau Miami. Dia memulai gebrakan setelah kalah di Miami dari Benoit Paire. Dan, itu merupakan hal mustahil yang saat ini bisa dilakukan untuk menemukan kembali permainan tenis hebatnya.