REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (1/11) atau Jumat (2/11) pagi WIB. Pelemahan dolar AS terjadi di tengah menguatnya euro dan poundsterling karena pasar merespons positif kesepakatan Brexit Uni Eropa-Inggris.
Poundsterling dan euro naik tajam pada akhir perdagangan Kamis (1/11). Kedua mata uang ini membukukan peningkatan masing-masing 1,94 persen dan 0,86 persen.
Sekretaris Brexit Inggris, Dominic Raab, pada Rabu (31/10) mengatakan bahwa ia diperkirakan akan menandatangani perjanjian Brexit Uni Eropa-Inggris pada akhir November, yang akan memberikan akses kepada perusahaan-perusahaan jasa keuangan yang berbasis di Inggris ke pasar Uni Eropa.
Raab membuat pernyataan itu dalam sebuah surat, tertanggal 24 Oktober, kepada Hilary Benn, ketua komite Brexit Parlemen Inggris. Ia menambahkan Inggris dan Uni Eropa juga membuat kemajuan yang baik pada struktur dan ruang lingkup perjanjian mendatang.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1408 dolar AS dari 1,1326 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3013 dolar AS dari 1,2778 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7206 dolar AS dari 0,7077 dolar AS.
Dolar AS dibeli 112,65 yen Jepang, lebih rendah dari 112,92 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1,0023 franc Swiss dari 1,0082 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3087 dolar Kanada dari 1,3161 dolar Kanada.