Jumat 02 Nov 2018 09:32 WIB

Sri Mulyani Sebut Tiga Kelemahan Keuangan Syariah Indonesia

Jika keuangan syariah dipakai dalam berbagai macam proyek, maka risiko lebih merata

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
keuangan syariah/ilustrasi
Foto: alifarabia.com
keuangan syariah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sebut tiga kelemahan Indonesia dalam sisi keuangan syariah. Ia mengatakan kelemahan ini harus diperbaiki sedikit demi sedikit secara kontinu agar keuangan syariah Indonesia menguat.

"Pertama Sumber Daya Manusia kita lemah, kalo saya lihat tidak ada wajah baru sejak 10 tahun lalu, padahal saya ingin ada sosok influencer dengan jutaan follower untuk sektor finansial syariah," kata dia, Kamis (1/11).

Baca Juga

Ia menilai pemerintah dan pelaku di sektor syariah belum mampu menarik perhatian agar ada wajah baru yang menekuni bidang ini. Mereka yang mampu mengartikulasikan perekonomian syariah secara inklusif dengan bahasa populer.

Sehingga masyarakat tertarik dan meyakini bahwa ini instrumen yang bisa menjawab keinginan mereka. Keuangan syariah juga masih dinilai sangat terbatas dan eksklusif padahal, kata Sri agama Islam adalah rahmat sehingga harus disebarkan.

"Ini tentang bagaimana kita komunikasikan keuangan syariah supaya lebih populer dan dengan bahasa biasa yang mudah dimengerti," katanya.

Kelemahan kedua adalah tentang tata kekola. Sri terkagum-kagum dengan ayat Alquran yang mengatur tentang transaksi dan menyebutnya luar biasa. Seperti dalam transaksi harus ada saksi dan sikap saksi juga diperhitungkan. Juga untuk utang piutang yang harus dicatat secara detail.

Tata kelola keuangan syariah dinilai perlu mengacu pada pesan tersebut. Kelemahan ketiga adalah terkait segmen syariah yang masih terbatas sehingga berimbas pada risiko yang lebih besar.

Ia mengatakan instrumen syariah ini punya skema natural yang menciptakan keseimbangan. Skema syariah membuat pembagian manfaat secara lebih adil. Karakteristik untuk penyebaran risiko juga bisa lebih luas sehingga dapat diminimalisir.

"Syariah sulit berkompetisi dari cost dan return karena segmen aktivitasnya terbatas, maka perlu sosialisasi agar basis kegiatan ekonomian jadi luas, jadi risikonya bisa dikurangi dan rate of returnya bisa dikembangkan," kata dia.

Jika keuangan syariah dipakai dalam berbagai macam proyek, maka risiko lebih merata. Syariah ini bisa untuk apa pun yang sesuai dengan syariah sangat banyak sehingga profil risiko lebih merata, risikonya juga jadi lebih rendah.

"saya berharap para influencer bisa mulai melakukan penetrasi jauh lebih luas dalam mengkomunikasikan instrumen ini sebagai opsi yang merupakan pilihan logis dan natural," kata dia.

Jika bisa dilakukan sosialisasi, tidak ekslusif, Sri yakin imbal hasil akan jadi sangat besar. Karena secara umum investor base syariah sangat luas dan kemampuan investasi lebih besar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement