REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerima kunjungan Mufti Damaskus, Syekh Adnan Al Afyouni. Dalam kesempatan itu, Syekh Adnan Al Afyouni bersama Menag membahas rencana kerja sama pertukaran pelajar Muslim, ulama, imam dan khatib antara Indonesia dengan Suriah.
Menag menyambut baik rencana kerja sama Indonesia-Suriah terkait pertukaran dai dalam menangkal paham radikalisme dan ekstremisme. Sehingga kerja sama ini dapat segera ditindaklanjuti kedua negara. “Kami membuka lebar peluang kerja sama, terutama bidang pendidikan dan keagamaan dan kami berkomitmen membantu proses percepatan perdamaian di Suriah," ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (2/11).
Sementara Syekh Adnan Al Afyouni mengatakan, pemerintah Suriah menghargai para pelajar Indonesia juga memilih menetap di Suriah selama krisis. Pelajar dan pemerintah Indonesia mendapat tempat di hati warga Suriah. Menurutnya, siswa Indonesia berakhlak luhur. Masyarakat Suriah sangat senang dengan kedatangan para pelajar dan mahasiswa asal Indonesia untuk belajar bahasa Arab dan ilmu Syariah ke Suriah.
Dari mahasiswa dan pelajar Indonesialah kebanyakan warga Suriah mengenal masyarakat Indonesia. "Kami dulu menerima mahasiswa dan pelajar dari 60 negara. Namun saat krisis mereka pulang ke negara masing-masing kecuali mahasiswa Indonesia dan Afrika. Mereka meminta saran dan saya katakan bila menetap kami akan menjaga kalian lebih dari pada anak-anak kami dan mereka memilih menetap di Suriah," kata Syekh Adnan.
Ia menambahkan, mahasiswa Indonesia dikenal dengan sikapnya yang moderat dan tidak membuat masalah serta bersih dari paham radikal. "Posisi pemerintah Indonesia selama krisis Suriah menurut kami sangat positif. Mufti Damaskus juga menawarkan kerja sama pengkaderan para dai dalam menghadapi radikalisme dan ekstremisme. Dan pemerintah Suriah akan menanggung biaya selama pendidikan," kata Syekh Adnan Al Afyouni.