REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin kemarin (1/11) menerima kunjungan Mufti Damaskus yang juga Ketua Dewan Rekonsiliasi Nasional Suriah, Syeikh Muhammad Adnan Al Afyaouni.
Dalam kesempatan itu, Syekh Adnan mengapresiasi masyarakat muslim Indonesia yang dapat menjaga stabilitas keamanan di tengah krisis kemanusiaan yang saat ini banyak menerpa negara-negara Timur Tengah.
"Indonesia harus menjadi benteng perdamaian, terutama di kawasan Asia," ujar Syekh Adnan dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Jumat (2/11)
Mufti Damaskus juga berharap masyarakat Indonesia belajar dari kondisi di Suriah. Menurutnya, konflik kemanusiaan yang dialami Suriah sangat menyedihkan. Selain menelan banyak korban, konflik itu telah menghancurkan tatanan peradaban serta masa depan Suriah itu sendiri.
"Indonesia agar terus menjaga stabilitas dan harmoni kehidupan serta menghindari berbagai propaganda yang mengarah kepada terjadinya konflik sosial, terutama melalui benturan agama dan keyakinan," ucapnya.
Ia pun mendorong Indonesia untuk berkiprah lebih di depan dalam mempercepat pemulihan perdamaian di Suriah. Pun, agar Suriah bisa kembali mendapat kepercayaan dunia internasional.
Menurutnya, saat ini kondisi Suriah semakin membaik dan kondusif, meski masyarakat masih trauma dengan krisis kemanusiaan yang terjadi. Ini membutuhkan upaya rekonsiliasi nasional yang serius dan menyeluruh.
Menteri Agama mengapresiasi kunjungan Mufti Damaskus ini ke Indonesia. Informasi tentang krisis kemanusiaan di Suriah yang disampaikan Syekh Adnan, menurut Menag, menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia.
"Kami berkomitmen membantu proses percepatan perdamaian di Suriah. Kami juga membuka lebar peluang kerjasama, terutama bidang pendidikan dan keagamaan," ujar Menag. Menag juga berencana mengundang Menteri Agama Suriah untuk melakukan lawatan ke Indonesia untuk bertemu dengan pimpinan ormas keagamaan, para tokoh dan ulama serta kalangan akademis di Indonesia.