Jumat 02 Nov 2018 16:55 WIB

Rebranding IKM Dorong Pertumbuhan Industri Kulit

Sentra IKM Tanggulangin mengalami penurunan bisnis sejak terjadinya lumpur lapindo.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Perajin merangkai daun nipah atau biasa dikenal dengan daun atap muda menjadi kulit ketupat di kawasan 3-4 Ulu Palembang, Sumsel, Senin (19/6). Para perajin kulit ketupat musiman mulai melakukan aktivitas pembuatan untuk memenuhi permintaan kulit ketupat daun nipah yang khas ini di pasaran.
Foto: Fenny Selly/Antara
Perajin merangkai daun nipah atau biasa dikenal dengan daun atap muda menjadi kulit ketupat di kawasan 3-4 Ulu Palembang, Sumsel, Senin (19/6). Para perajin kulit ketupat musiman mulai melakukan aktivitas pembuatan untuk memenuhi permintaan kulit ketupat daun nipah yang khas ini di pasaran.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri  kulit, alas kaki, dan barang jadi kulit. Indonesia, kata dia, berada pada urutan ke-6 sebagai eksportir produk kulit, alas kaki, dan barang jadi kulit dengan market share tiga persen.

"Kekuatan yang dimiliki oleh Indonesia adalah keberagaman dan kreativitas para pelaku usaha sehingga produk Indonesia memiliki daya saing yang cukup tinggi di pasar domestik dan internasional," kata Gati dalam acara launching Wisata 3in1 dan Pembukaan Pasar Kreatif Tanggulangin, Kabupaten Sidoardjo, Jumat (2/11).

Gati menjelaskan, salah satu program yang dijalankan untuk mendorong pertumbuhan sektor industri ini adalah dengan menjalankan program revitalisasi sentra IKM Tanggulangin. Program ini dilakukan dengan bersinergi dan berkolaborasi bersama berbagai stakeholder terkait di Kabupaten Sidoarjo serta menyusun roadmap revitalisasi sentra IKM Tanggulangin.

Gati mengaku, kegiatan revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin bertujuan untuk meningkatkan kinerja ekosistem bisnis di sentra tas dan koper Tanggulangin. Dimana sentra IKM ini sempat mengalami penurunan bisnis sejak terjadinya lumpur lapindo.

Gati menjelaskan tiga isu utama yang menjadi fokus program revitalisasi sentra IKM Tanggulangin. Ketiganya yaitu revitalisasi kelembagaan Koperasi INTAKO, revitalisasi fisik sentra Tanggulangin l, serta membuat kawasan wisata terpadu Tanggulangin (3in1).

Gati mengungkapkan, sektor industri kulit, alas kaki, dan barang jadi kulit merupakan salah satu sektor industri prioritas yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. Menurut data kemenperin, kinerja ekspor sektor ini pada periode Januari sampai dengan September 2018 mencapai 4,16 milyar dolar AS.

"Jadi meningkat 6,28 persen dari periode yang sama di tahun 2017 yang hanya mencapai 3,1 milyar dolar AS. Negara tujuan ekspor utama antara lain adalah Amerika Serikat, Belgia, Jepang dan Cina," kata Gati.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement