REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Minat penumpangan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, masih terlihat sepi hingga saat ini setelah dioperasikan selama enam bulan. Padahal, fasilitas yang dibangun di Bandara Kertajati tidak kalah bagus bahkan hampir sama sepert Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
Desain bangungan Bandara Kertajati bahkan sudah terlihat moderen dengan didominasi dinding kaca tak jauh berbeda seperti Terminal 3 Bandara Soeta. Bandara Kertajati juga terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama untuk penerbangan keberangkatan, lantai kedua untuk perkantoran, dan lantai ketiga untuk kedatangan penumpang.
Sayangnya, meski sudah banyak disediakan loket check in hanya terlihat satu hingga dua loket aktif melayani penumpang. Bahkan sama sekali tidak ada antrean karena belum banyaknya penumpang yang menggunakan bandara tersebut meski fasilitas sudah bertaraf internasional layaknya di Terminal 3 Bandara Soetta.
Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis BIJB Agus Sugeng Widodo mengakui untuk meningkatkan aktivitas penumpang di Bandara Kertajati bukan hal yang mudah. Tak hanya menghadirkan penumpang, bahkan mengundang banyaknya maskapai membuka penerbangan di Bandara Kertajati juga sulit.
"Perlu upaya luar biasa untuk menghadirkan penumpang di BIJB ini karena problem kami sosialisasi ke masyarakat karena belum banyak yang tahu ada bandara besar seperti ini," kata Agus dalam diskusi Lokakarya Forum Wartawan Kementerian Perhubungan di Bandara Kertajati, Jumat (2/11).
Suasana Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat yang masih sepi setelah enam bulan beroperasi. Padahal fasilitas dan bangunan yang dibuat sudah bertaraf internasional seperti Terminal 3 Bandara Soetta.
Menurut Agus, BIJB Kertajati seharusnya mendapatkan penumpang dan maskapai yang banyak. Sebab, kata dia, bandara tersebut langsung dibangun dengan taraf internasional tanpa embel-embel perintis sebelumnya.
Agus mengakui sedikitnya penerbangan di Bandara Kertajati menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sepinya penumpang. Sampai saat ini, baru ada maskapai Citilink Indonesia dengan rute penerbangan Kertajati-Surabaya dan penerbangan umrah yang beroperasi di Bandara Kertajati.
"Ini kemudian sama seperti menentukan mana lebih dulu ayam atau telur. Maskapai bertanya mana penumpangnya kemudian penumpang bertanya mana penerbangannya. Ini yang jadi tantangan buat kami di sini," tutur Agus.
Tak hanya maskapai, terbatasnya akses menuju lokasi dari Jakarta dan Bandung juga masih menjadi persoalan. Agus mengatakan jalan provinsi saat ini masih belum memadai sehingga akses menuju Bandara Kertajati termasuk kurang.
"Jalan provinsi yang sebagian masih semak belukar jadi problem. Pertanyaannya siapa yang merawat dan jadi aset siapa karena dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) lahan punya Pemprov Jabar dan dibiayai BIJB," ungkap Agus.
Di sisi lain, akses dari Bandung ke Bandara Kertajati juga cukup sulit karena harus melewati Tol Cipularang-Cikampek-Cipali yang cukup memakan waktu. Agus mengharapkan jalan Tol Cisumdawu segera rampung agar masyarakat Bandung dapat dengan mudah menuju Bandara Kertajati.
Suasana Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat yang masih sepi setelah enam bulan beroperasi. Padahal fasilitas dan bangunan yang dibuat sudah bertaraf internasional seperti Terminal 3 Bandara Soetta.
Rute Baru
Per 9 November 2018, BIJB akhirnya menambah rute baru. Maskapai berbiaya murah (LCC) Citilink Indonesia akan melayani penerbangan Kertajati (KJT)-Kualanamu (KNO) serta sebaliknya secara langsung.
Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan, penerbangan komersial itu dibuka dari Kualanamu pukul 05.40 WIB dan tiba di Kertajati pukul 08.05 WIB. Sedangkan sebaliknya, pesawat jenis Airbus A320 lepas landas dari Kertajati pukul 08.45 WIB dan tiba di Medan pukul 11.25 WIB.
Rute baru untuk penerbangan domestik Citilink itu merupakan yang kedua. Sebelumnya, anak perusahaan Garuda Indonesia tersebut melayani penerbangan perdana saat musim Lebaran Juni 2018 yang dilanjutkan penerbangan reguler per 1 Juli 2018. Rute yang dilayani yakni Bandara Kertajati-Bandara Juanda (SUB) dan sebaliknya setiap hari.
Virda mengatakan, penerbangan perdana menuju Kota Medan akan diujicobakan sepekan tiga kali, yakni Rabu, Jumat dan Ahad secara pulang pergi. Penerbangan tidak dilakukan setiap hari untuk melihat permintaan pasar.
"Dari sisi riset kita, Kertajati-Kualanamu high recomended dan disambut baik oleh Citilink," tutur Virda.
Suasana Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat yang masih sepi setelah enam bulan beroperasi. Padahal fasilitas dan bangunan yang dibuat sudah bertaraf internasional seperti Terminal 3 Bandara Soetta.
Virda optimistis rute baru tersebut akan diminati masyarakat. Pasalnya, berdasarkan kebutuhan penerbangan, layanan menuju Medan cukup besar untuk kawasan Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning).
Selain Medan, rute domestik lainnya masih terus dijajaki seperti rute Denpasar, Yogyakarta, Makassar dan Jakarta. "Target kita sampai akhir tahun ini ingin bisa melayani 14 rute, baik domestik maupun internasional," katanya.
Untuk menjangkau wilayah barat dan tengah Indonesia, pengajuan penerbangan komersial sudah dilakukan maskapai domestik Trans Nusa dengan penggunaan pesawat jenis turboprop ATR 72-600. Trans Nusa akan memulai penerbangan dari Kertajati menuju Bandar Lampung (TKG) dan Semarang (SRG) pada Ahad, 11 November 2018.
Untuk rute internasional, penerbangan ditandai dengan dibukanya penerbangan langsung Kertajati-Madinah oleh Maskapai Lion Air pada 13 Oktober 2018. Penerbangan untuk mengangkut para jamaah umrah dengan pesawat tipe Boeing 737 MAX 8 itu dilakukan satu kali dalam satu pekan.