REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat terbilang masih sepi penumpang meski sudah enam bulan beroperasi. Meskipun begitu, Direktur Operasi dan Pengembangan Strategi Bisnis Bandara Kertajati Agus Sugeng Widodo memastikan sudah menyiapkan strategi bisnis untuk meningkatkan penumpang.
Agus menyebutkan paling tidak terdapat empat strategi yang dilakukannya untuk meramaikan bandara dengan total investasi mencapai Rp 4,8 triliun itu. "Pertama kami memberikan kebijakan insentif kepada maskapai dengan tidak memberikan landing fee, parking fee, dan promosi bersama-sama lewat media sosial dan media massa," kata Agus dalam Lokakarya Forum Wartawan Kementerian Perhubungan di Bandara Kertajati, Jumat (2/11).
Untuk sisi darat non aeronautika, kata dia, pihaknya akan meningkatkan jumlah penyewa gerai. Dia menegaskan Bandara Kertajati akan memberikan diskon untuk menyewa tempat usaha dan mengurangi jumlah revenue sharing dengan para calon penyewa gerai.
Tak hanya itu, Agus mengatakan BIJB akan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan yang bekerja di sektor perjalanan pariwisata. Beberapa diantaranya seperti Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (ASITA) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk semakin meningkatkan kesadaran terhadap keberadaan Bandara Kertajati.
Agus memastikan juga siap bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat dan dinas pariwisata. "Ini kami lakukan untuk menyampaikan bahwa bandara ini sangat mendukung pertumbuhan ekonomi di Cirebon Indramayu Majalengka Kuningan (Ciayu Majakuning)," tutur Agus.
Di sisi lain, Agus merasa kendala utama yang menyebabkan sepinya Bandara Kertajati karena masih dibukanya Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Menurutnya jika bandara di Bandung ditutup untuk penerbangan komersil maka akan meramaikan Bandara Kertajati.