Sabtu 03 Nov 2018 02:02 WIB

AS: Dalang Pembunuhan Khashoggi Harus Bertanggung Jawab

AS meminta pertanggungjawaban bukan hanya pelaku di lapangan tapi dalang di balik itu

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Jamal Khashoggi
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Robert Palladino, menuturkan, akan meminta pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi. Permintaan pertanggungjawaban ini tidak hanya kepada pelaku di lapangan, tapi juga dalang di balik itu dan pihak yang terlibat ataupun terhubung secara tak langsung.

"Bagian-bagian jasad Khashoggi harus dikembalikan ke keluarganya untuk dimakamkan sesegera mungkin," kata dia dilansir Anadolu Agency, Sabtu (3/11).

Khashoggi telah hilang sejak 2 Oktober lalu ketika memasuki Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Setelah menawarkan berbagai penjelasan atas kepergiannya, Arab Saudi mengakui dia terbunuh di fasilitas diplomatik, tapi tetap berusaha mengalihkan kesalahan.

Kasus hilangnya Khashoggi terus menuai kritik dan kecaman. Pemerintah Arab Saudi dituding mengetahui dan ikut bertanggung jawab atas Khashoggi. Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) disebut-sebut memerintahkan operasi penangkapan jurnalis Jamal Khashoggi.

Rencana Pangeran MBS untuk menangkap dan menahan Khashoggi diperoleh intelijen AS dari pejabat-pejabat Saudi yang membahas hal tersebut. Kendati demikian, Pemerintah AS belum mengonfirmasi sepenuhnya terkait informasi yang telah beredar itu.

"Meskipun saya tidak dapat berkomentar tentang masalah intelijen, saya dapat mengatakan secara definitif bahwa AS tidak memiliki pengetahuan awal atas hilangnya (Khashoggi)," kata Palladino, Rabu (10/10) dilansir dari laman Washington Post.

Ketika ditanya apakah Pemerintah AS memiliki kewajiban memperingatkan Khashoggi bila dia dalam bahaya, Palladino menolak menjawab. Ia menilai pertanyaan itu merupakan pertanyaan hipotesis.

Seorang mantan pejabat intelijen AS yang tak disebut namanya mengatakan, badan intelijen AS memiliki kewajiban memperingatkan orang-orang yang mungkin diculik, dilukai, atau dibunuh. "Kewajiban untuk memperingatkan berlaku jika bahaya ditujukan kepada seseorang," tuturnya.

photo
Kasus pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement