REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Warga Iran khawatir akan mendapatkan tekanan yang lebih menyakitkan setelah sanksi tambahan Amerika Serikat (AS) akan berlaku pada Senin (5/11). Perusahaan akan kesulitan membeli bahan baku dan orang sakit tidak akan mampu membeli obat-obatan.
AS akan menerapkan kembali pembatasan untuk sektor minyak dan perbankan dalam upaya untuk mengendalikan kegiatan pengembangan nuklir dan rudal Iran. Para pemimpin Iran telah meremehkan sanksi tersebut, tetapi banyak warga yang tampaknya khawatir.
"Semua harga semakin tinggi setiap hari. Saya tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi setelah 4 November. Saya takut. Saya khawatir. Saya putus asa," kata Pejman Sarafnejad (43 tahun), seorang guru sekolah dasar dan ayah tiga anak di Teheran.
"Saya bahkan tidak bisa membeli beras untuk memberi makan anak-anak saya atau membayar sewa rumah saya," tambah dia.