Sabtu 03 Nov 2018 16:03 WIB

Ratusan Aktivis Minta PBB Selidiki Pembunuhan Khashoggi

Mereka membuat surat terbuka kepada PBB untuk menyampaikan permintaan itu.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Jamal Khashoggi
Foto: Metafora Production via AP
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Meryl Streep, JK Rowling, dan Zadie Smith bergabung dengan lebih dari 100 seniman, penulis, dan aktivis untuk meminta PBB agar turun tangan membuka penyelidikan independen dalam kasus pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi. Mereka menandatangani surat terbuka kepada PBB untuk menyampaikan permintaan itu.

Surat terbuka yang ditujukan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres itu dibuat tepat di hari perayaan internasional untuk mengakhiri impunitas atas kejahatan terhadap jurnalis. Penggagasnya adalah Pen America, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan membela kebebasan berekspresi.

"Pembunuhan brutal terhadap seorang wartawan dan kritikus terkemuka di tanah asing adalah pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia dan penindasan terhadap perbedaan pendapat di Arab Saudi, yang pemerintahnya dalam beberapa tahun terakhir telah memenjarakan banyak penulis, wartawan, pendukung hak asasi manusia, dan pengacara, dalam serangan besar-besaran terhadap kebebasan berekspresi," tulis Aljazirah, mengutip pernyataan dalam surat terbuka itu.

"Pembunuhan seorang wartawan di dalam fasilitas diplomatik merupakan tindakan teror negara yang dimaksudkan untuk mengintimidasi wartawan dan pembangkang di seluruh dunia," tambah surat itu.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, perintah untuk membunuh Khashoggi berasal dari pejabat tinggi Pemerintah Saudi. Namun ia menyatakan tidak percaya jika Raja Saudi Salman bin Abdulaziz al Saud telah memerintahkan pembunuhan itu.

"Kita harus mengungkapkan identitas para dalang di balik pembunuhan Khashoggi. Turki telah memindahkan langit dan bumi untuk mengungkap kebenaran," ujar Erdogan, dalam sebuah tulisan opini di Washington Post.

"Kami terkejut dan sedih melihat upaya pejabat Saudi tertentu dalam menutupi pembunuhan terencana Khashoggi, bukannya mengupayakan keadilan," ungkapnya.

Setelah mengkritik konsul jenderal Arab Saudi dan jaksa penuntut umum kerajaan yang baru-baru ini bertemu dengan pejabat Turki, Erdogan mengadopsi nada yang lebih damai. Ia menekankan, Turki dan Arab Saudi terus menjalin hubungan persahabatan dan dia tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa pembunuhan ini mencerminkan kebijakan resmi Arab Saudi.

Namun Erdogan tetap menyatakan kekecewaan bahwa Arab Saudi masih belum mengungkapkan siapa yang memerintahkan pembunuhan itu. Saudi juga tidak mengungkapkan lokasi jasad Khashoggi atau identitas warga lokal Turki yang membantu pelaku pembunuhan.

"Beberapa orang tampaknya berharap masalah ini akan hilang seiring dengan berjalannya waktu. Tetapi kami akan terus mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu, yang sangat penting untuk penyelidikan kriminal di Turki, dan juga untuk keluarga dan orang-orang yang dicintai Khashoggi," papar Erdogan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement