Sabtu 03 Nov 2018 16:24 WIB

Wiranto: Bela Negara Suatu Kewajiban dan Keharusan

Persatuan harus dijaga dan dijadikan alat untuk membangun negeri.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto memberikan kuliah umum kepada mahasiswa di Aula Barat ITB, Bandung, Jawa Barat, Rabu (31/10/2018).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto memberikan kuliah umum kepada mahasiswa di Aula Barat ITB, Bandung, Jawa Barat, Rabu (31/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto mengatakan, bela negara merupakan suatu kewajiban dan keharusan bagi setiap warga negara. Hal tersebut tentunya dilakukan dengan berpegang pada Pancasila.

"Kewajiban kita untuk melakukan bela negara. Kata kuncinya adalah Pancasila. Ada satu kata kunci yang harus kita pegang untuk persatuan Indonesia, Indonesia yang satu," kata Wiranto di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka), Sleman, DIY, Sabtu (3/11).

Wiranto juga menuturkan, terbentuknya Indonesia karena adanya persatuan. Persatuan tersebut, lanjutnya, hal yang penting untuk selalu dijaga. Sebab, tanpa persatuan maka Indonesia akan mudah terpecah-belah. "Kemerdekaan karena Indonesia satu. Kita bisa membangun karena Indonesia satu. Kita bisa aman, bisa mencapai suatu masyarakat adil dan makmur dalam pembangunan kalau kita bersatu," lanjutnya.

Untuk itu, ia mengajak agar seluruh warga negara untuk tidak menodai persatuan yang sudah ada di Indonesai. Persatuan tersebut, lanjutnya, harus dijaga dan dijadikan alat untuk membangun negeri. Sehingga akan tercipta masyarakat yang adil dan makmur.

Ia juga menekankan agar tidak melupakan sejarah kemerdekaan Indonesia. Sebab, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya.

Dengan terjalinnya persatuan di Indonesia saat ini, hal tersebut harus selalu dijaga guna menghindari perpecahan. Bahkan, ia pun menanggapi kritik Calon Presiden Prabowo Subianto terkait 2030 Indonesia bubar yang dilontarkan beberapa waktu lalu. "Masa 2030 kita bubar, siapa yang bilang bubar itu. Kita harus optimistis, itu //kok pesimis, itu bagaimana," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement