REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menurut laporan baru, sektor otomotif Arab Saudi siap untuk transformasi cepat di tahun-tahun mendatang. Dengan 20 persen dari populasi wanita, atau tiga juta pengemudi, diharapkan sektor otomotif di Saudi akan bertambah ke jalan-jalan pada 2020.
Perusahaan riset global Aranca, mengatakan pencabutan larangan mengemudi wanita di Arab Saudi akan menghasilkan peningkatan penjualan kendaraan penumpang sebesar delapan persen sampai 2022. Hal ini bersamaan dengan pemulihan harga minyak dan kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan belanja konsumen.
Laporan tersebut menambahkan bahwa selain penjualan mobil baru, dampak positif dari segmen pelanggan baru selama 1-3 tahun ke depan akan terasa di pasar purna jual otomotif, yang bernilai 7,4 miliar dolar AS pada 2017. "Konsumsi suku cadang mobil dan layanan di Arab Saudi akan tumbuh pada tingkat yang sehat di tahun-tahun mendatang, dibantu oleh penambahan segmen baru dari populasi yang sekarang diizinkan untuk mengemudi," kata Mahmut Gazi Bilikozen, direktur Automechanika Jeddah, dilansir dari laman Arabian Business, Sabtu (3/11).
Menurut Aranca, kendaraan yang beroperasi di Arab Saudi mencapai 7,3 juta pada 2017. Aranca mencatat terdapat 438 ribu mobil penumpang baru dan 110 ribu kendaraan komersial baru terjual untuk tahun ini.
Selanjutnya disebutkan, pemain industri kunci telah mengambil inisiatif, untuk memanfaatkan peluang yang diciptakan oleh perempuan yang diizinkan untuk mengemudi. Peluang itu termasuk pembuatan showroom mobil khusus wanita, pusat klaim asuransi mobil, dan sekolah mengemudi yang didedikasikan untuk wanita.