REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Festival Dongeng Internasional Indonesia 2018 resmi digelar di Museum Nasional, Jakarta, pada 3-4 November dengan mengangkat tema "Kisah Bahagia."
"Semua cerita dikemas dalam kisah bahagia, misalnya cerita tradisional diangkat dari sudut pandang bahagia, semua cerita akan dalam nuansa yang sama," ujar Direktur Festival Dongeng Internasional Indonesia 2018 Widita Kustrini dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, tema itu guna memenuhi rasa rindu akan kisah-kisah bahagia, sekaligus memperkenalkan dongeng kepada anak-anak generasi selanjutnya. Tahun ini, dua pendongeng internasional hadir untuk meramaikan Festival Dongeng Internasional Indonesia 2018 yaitu Giovana Conforto dari Italia dan Richard Dian Vilar dari Filipina.
"Saya sangat terkesan dengan jumlah partisipan yang ikut dalam acara ini. Biasanya festival dongeng hanya berukuran kecil, tapi ini sangat besar," ujar Giovana Conforto.
Keterlibatan pendongeng asal luar negeri, menurut Widita, dapat menjadi cara baru bagi anak-anak untuk mengenal budaya negara lain dalam mendongeng. "Negara lain banyak yang menggunakan musik, kekhasan itu yang akhirnya ingin diperkenalkan juga ke masyarakat Indonesia, bukan semata-mata bahasanya, tapi juga budayanya," kata dia.
Widita mengungkapkan, tahun ini lebih dari 100 relawan terlibat dalam festival, ditambah sekira 40 pendongeng, serta 40 orang paduan suara dari Infinito Singers yang akan berkolaborasi. Tidak hanya dongeng sambil bernyanyi, ada pula dongeng menggunakan boneka tangan.
"Ini akan semakin menarik karena akhirnya semakin banyak jenis dongeng yang berkolaborasi," ujar Widita.
Selain pertunjukkan, ada pula lokakarya yang ditujukan bagi orang tua untuk mendapatkan inspirasi dalam berdongeng. Namun, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini skema Festival Dongeng Internasional Indonesia akan menghadirkan kelas dongeng, kelas kriya dan pasar cerita pada hari pertama, kemudian pertunjukkan dongeng pada hari kedua.
"Tahun lalu yang datang 7 ribu orang dalam dua hari, tahun ini kami menurunkan targetnya menjadi 5 ribu orang karena formatnya yang berubah," kata Widita.
Meski diperkirakan akan berdampak pada jumlah pengunjung, dengan skema tersebut Widita berharap pengunjung akan lebih fokus dan menikmati festival.