Ahad 04 Nov 2018 01:02 WIB

Jokowi Diserang Isu Agama, TKN Komunikasi dengan Umat Islam

Komunikasi tidak hanya melalui media atau media sosial, melainkan juga kunjungan.

Rep: Ali Mansur / Red: Ratna Puspita
Sekjen PPP Arsul Sani berbicara pada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/9).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sekjen PPP Arsul Sani berbicara pada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) sudah mengantisipasi serangan agama terhadap calon presiden pejawat, Joko Widodo. Salah satunya adalah dengan mengintensifkan komunikasi publik dengan berbagai elemen umat Islam. 

Wakil Ketua TKN KIK Arsul Sani mengatakan komunikasi tidak hanya melalui media atau media sosial. Akan tetapi, komunikasi lebih intensif lagi adalah dengan mengintensifkan kegiatan canvassing dalam bentuk kunjungan dan pertemuan dengan berbagai elemen masyarakat. 

“Khususnya dengan kalangan umat Islam," kata Arsul Sani saat dihubungi melalui pesan singkat, Sabtu (3/11).

Arsul mengatakan TKN KIK menilai serangan kepada Jokowi bukan hanya terbatas pada bendera yang dibakar pada peringatan Hari Santri Nasional bulan lalu. Ia menambahkan, semua isu dan kebijakan yang ada singgungannya dengan umat Islam masih akan dipergunakan untuk menyerang Jokowi. 

“Karena itu, TKN KIK akan mengintensifkan komunikasi publik dengan berbagai elemen umat Islam," kata dia. 

"Kami yakin pada akhirnya akan bisa menjelaskan bahwa yang selama ini diisukan terhadap Pak Jokowi dan pemerintahannya adalah suudzon kalau tidak mau dikatakan sebagai fitnah dan ujaran kebencian," tutur Arsul Sani. 

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby menilai, isu pembakaran bendera yang berlanjut dengan aksi massa berpotensi dimanfaatkan lawan politik untuk menjatuhkan citra pejawat. Dalam beberapa rilisnya, LSI menyebut pemerintahan Jokowi sering diidentifikasi tak ramah kepada umat Islam. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement