Ahad 04 Nov 2018 09:05 WIB

14.711 Orang Ikut Seleksi Kemampuan Dasar CPNS Kota Bandung

Kebutuhan formasi PNS yang diajukan Pemkot Bandung berjumlah 842 orang

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Nidia Zuraya
Seleksi CPNS.
Foto: Antara.
Seleksi CPNS.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 14.711 orang mulai mengikuti seleksi Kemampuan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung di GOR Sport Jawa Barat Arcamanik, Sabtu (3/11). Mereka akan mengisi 790 formasi yang tersedia di Pemkot Bandung.

Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna mengungkapkan, animo masyarakat untuk menjadi PNS Pemkot Bandung cukup tinggi. Terbukti, tercatat ada sebanyak 19.169 pendaftar. Namun setelah proses verifikasi, hanya sebanyak 14.711 yang berhak mengikuti ujian.

"Mudah-mudahan pelaksanaan seleksi berjalan dengan jujur dan akuntabel. Sehingga kita dapat memperoleh PNS sesuai dengan kebutuhan," ujar Ema setelah memberikan pengarahan menjelang ujian seperti dalam siaran persnya.1

Ema mengatakan, besarnya animo masyarakat menjadi PNS Pemkot Bandung juga menjadi salah satu bukti tingginya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik oleh Pemkot Bandung. Sehingga Ema berharap, peserta yang lulus merupakan calon terbaik.

Ema mengungkapkan, kebutuhan formasi yang diajukan Pemkot Bandung sebenarnya berjumlah 842 orang. Namun karena harus berbagi dengan pemerintah daerah dan lembaga lainnya, Pemkot Bandung hanya menerima 790 formasi dari Badan Kepegawaian Negara.

"Itu pun alhamdulillah karena masih memperoleh formasi yang lumayan besar. Sedangkan setiap tahunnya, ada sekitar 600 PNS Kota Bandung yang pensiun. Jadi mungkin di tahun mendatang, bisa disesuaikan lagi jumlah formasinya," jelas Ema.

Seleksi Kemampuan Dasar CPNS Pemkot Bandung berlangsung pada 3-7 November mendatang. Ujian terdiri dari tes karakteristik pribadi, tes intelegensia umum, dan tes wawasan kebangsaan. Selama tes, peserta diberikan waktu 120 menit untuk mengerjakan soal-soal.

Sementara itu, Salah seorang peserta, Ili Romli berharap, seleksi bisa berjalan jujur tanpa ada peserta titipan. Jika berlangsung jujur, maka apa pun hasilnya ia dapat menerimanya.

"Kalau jujur, diterima atau tidak saya bisa menerimanya. Apalagi jika nilainya diumumkan secara terbuka. Jadi peserta bisa melihat sendiri hasilnya. Kalau ternyata memang nilainya rendah, saya bisa memahaminya," kata Ili yang mengaku sarjana dari salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Bandung.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement