REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menilai, pelaporan terkait ucapan Prabowo Subianto sebagai sesuatu yang tak perlu. Menurut dia, ucapan "tampang Boyolali" yang dilontarkan calon presiden (capres) nomor urut dua itu seharusnya bisa diselesaikan tanpa melalui jalur hukum.
Ia menilai, Prabowo pasti tidak bermaksud negatif atas ucapan itu. Meski begitu, berkaca pada fakta yang ada, ucapan itu kini mendapat protes dari sebagian masyarakat Boyolali.
"Sebaiknya Pak Prabowo berinisiatif menglarifikasi, bahkan harus meminta maaf kalau masyarakat menganggap itu sebuah masalah. Masyarakat Boyolali juga harus memaafkan," kata dia melalui pesan singkat kepada Republika.co.id, Ahad (4/11).
Menurut Andi, tidak masalah jika Prabowo meminta maaf terlebih dahulu. Pasalnya, masyarakat Boyolali ke depan merupakan rakyat yang akan dipimpin Prabowo jika menang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019.
Begitu juga sebaliknya, menurut dia, jika masyarakat Boyolali ikhlas menerima maaf. "Karena jika Prabowo menang Presiden maka Prabowo adalah pemimpinnya nanti," ucap dia.
Sebelumnya, melalui akun Twitternya, Andi menyarankan Prabowo meminta maaf, terlepas dari benar atau salah ucapan itu. Mesi begitu, Andi juga mencurigai pelaporan atas ucapan Prabowo itu bukan merupakan inisiatif sebagai rakyat.
"Warga Boyolali yang saya kenal suka humor dan tidak gampang tersinggung. Kalau ada yang protes ramai sampai demo soal 'tampang Boyolali', mungkin itu order dari Jakarta," kata dia melalui akun Twitternya, yang telah dikonfirmasi Republika.co.id.