REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sejumlah sopir angkot di Kota Bogor mengeluhkan kehadiran angkot modern dari Dinas Perhubungan (Dishub) Bogor. Pendi (25 tahun), salah satu sopir angkot yang menilai selain eksistensi angkot konvensional, angkot modern juga masih menambah angkot di Kota Bogor semakin meningkat.
Sebagai sopir angkot, Pendi mengaku penghasilannya sehari-hari tidak pernah mengalami peningkatan, baik sebelum maupun sesudah adanya angkot modern di kotanya. Hal itu bukan tanpa sebab, menurutnya, trayek angkot modern belum menyambangi rute angkotnya di Cibinong-Citereup.
Kalau saja angkot modern masih beroperasi dan melakukan ekspansi ke rute angkot miliknya, hal itu dinilainya secara otomatis akan memengaruhi jumlah pendapatan yang didapat. "Kemarin angkot modern belum ke wilayah saya, belum ke Cibinong-Citereup, jadi penghasilan masih biasa-biasa aja. Tapi mungkin, mungkin ya, bisa jadi, kalau angkot modern merambah wilayah angkot saya, bisa jadi penghasilan makin turun," ujar sopir angkot 08 rute Cibinong-Citereup, kepada Republika.co.id, Senin (5/11).
Suasana Kantor Dinas Perhubungan Kota Bogor, Senin (5/11). Dari pantauan Republika.co.id, tak ada satu unit angkot modern pun yang 'dikandangkan'.
Ia mengaku setiap hari ia bisa mengantongi Rp 180 ribu sampai Rp 250 ribu. Ia menyebut, jumlah tersebut belum dipotong setoran dan uang bensin.
Jika penumpang banyak, Pendi mengaku dapat membawa pulang Rp 150 ribu. Namun, jika sepi penumpang, Pendi mendapat Rp 60 ribu hingga Rp 100 ribu.
Keluhan serupa disampaikan Soleh (34). Sopir angkot rute Cibinong-Citeureup itu menolak kehadiran angkot modern di kotanya.
Terkait hal itu, ia merupakan salah satu pendemo angkot modern yang kini sudah dikandangkan. Meski angkot modern tidak masuk ke rute angkot yang dioperasikannya, ia mengaku ikut demo tersebut sebagai bentuk solidaritas sebagai sesama sopir angkot.
"Yang demo waktu itu, saya ikut. Solidaritaslah, kasihan yang lain udah demo, masa saya diam? Besok-besok rute angkot saya dimasuki angkot modern, gimana?" ujarnya.
Menurut Soleh, kehadiran angkot modern saat ini tidak tepat. Hal itu lantaran masyarakat Kota Bogor tak perlu penambahan angkot baru, dengan apa pun fasilitas yang ditawarkan.
Menurutnya, Kota Bogor sudah disesaki angkot di setiap jalan. Sejauh mata memandang, kata Soleh, jalanan Kota Bogor dihiasi angkot-angkot yang umumnya ngetem. Itu menandakan, jumlah angkot yang ada lebih banyak daripada jumlah penumpangnya itu sendiri.
Dengan kondisi angkot konvensional yang ada, Soleh berharap Dishub Kota Bogor mau membenahinya dengan cara-cara yang bijak. Bukan justru menggilas angkot konvensional dengan angkot modern yang secara fasilitas jauh di atas angkot konvensional. Menurut Soleh, pembenahan angkot konvensional dengan cara-cara bijak, salah satunya adalah dengan merapikan surat izin trayek angkot yang mati.
Sementara itu, menurut Kepala Bidang Angkutan Umum Kota Bogor Jimmy Hutapea, sejak awal 2017 Dishub Kota Bogor telah berupaya mengonversi angkot-angkot dengan di bawah tahun 2005. Dari 3.412 jumlah angkot yang ada, jika upaya mengonversi angkot tersebut sukses, ditargetkan terdapat 2.682 angkot yang ada di Kota Bogor.
"Jika upaya yang kami lakukan sejak awal 2017 itu sukses, itu artinya akan ada jumlah pengurangan angkot di Kota Bogor," ujarnya.
Terkait angkot modern, atau Dishub mengenalnya dengan nama Trans Pakuan Koridor (TPK) 4, tak ada pengandangan pascademo angkot konvensional beberapa waktu lalu. Menurut pantauan Republika.co.id di Kantor Dinas Perhubungan Kota Bogor, Senin (5/11), memang tak ada satu pun angkot modern yang terparkir atau 'dikandangkan' pihak Dishub.
"Dishub tidak mengandangkan angkot modern," ucap dia.
Menurutnya, angkot modern masih akan terus beroperasi. Hanya saja, butuh waktu untuk mengupayakan beberapa hal terkait aspirasi yang disampaikan pihak angkot konvensional. Upaya mediasi antara angkot konvensional dan angkot modern sudah diupayakan sejak 2013. Namun, pascademo beberapa waktu lalu, pihaknya akan terus mencoba upaya mediasi pihak terkait agar terjadi kesepakatan yang saling menguntungkan.