Selasa 06 Nov 2018 00:27 WIB

Inggris Izinkan Warga Asing Jadi Tentara Mereka

Angkatan Bersenjata Inggris kekurangan 8.200 personel.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Militer Inggris
Militer Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kementerian Pertahanan Inggris akan mengumumkan warga negara asing diperbolehkan bergabung dalam tentara Inggris. Sebelumnya, warga asing setidaknya harus tinggal dulu selama lima tahun di negara tersebut untuk bisa bergabung dengan pasukan angkatan bersenjata Inggris.

Namun, hanya warga dari negara persemakmuran yang diperbolehkan. Ada lima negara yang warga negaranya diizinkan bergabung dengan tentara Inggris, yakni Australia, India, Kanada, Kenya, dan Fiji.

"Pasukan asing dan persemakmuran secara historis menjadi rekrutan penting dan bernilai bagi pasukan Inggris dan saya menyambut peningkatan batas perekrutan," kata anggota Komite Pertahanan (Defence Select Committee) Inggris, Mark Francois, seperti dilansir di The Guardian, Senin (5/11).

Di bawah kebijakan yang baru warga asing diizinkan masuk ke semua angkatan, termasuk Royal Navy dan RAF. Pembukaan akan dilakukan pada awal 2019. Kebijakan ini diharapkan dapat menambah rekrutan angkatan bersenjata Inggris yang setiap tahunnya bergabung sebanyak 1.350 orang.

Angkatan Darat akan memulai proses penerimaan dari awal tahun depan, sementara angkatan laut dan RAF akan segera dimulai. Lamaran dari warga negara di luar persemakmuran tidak akan diterima. 

Angkatan Bersenjata Inggris kekurangan 8.200 tentara, pelaut dan pilot tempur. Kekurangan personel terburuk sejak 2010.

Pemerintah Inggris mengizinkan 200 warga negara persemakmuran yang tidak tinggal selama lima tahun di Inggris. Peraturan yang mengharuskan warga negara asing harus tinggal lima tahun di Inggris itu diperkenalkan pada 2016 dan akn segera dicabut. Sebelumnya ada peraturan khusus yang mengizinkan warga Irlandia, Gujarat dan Nepal untuk bergabung dengan tentara Inggris.

Francois mengatakan kebijakan ini untuk mengatasi persoalan kekerungan personel. Ia mengatakan Capita, perusahaan yang mengorganisasikan perekrutan tentara gagal. Francois menghabiskan satu tahun untuk mendiskusikan kebijakan ini dengan Kementerian Pertahanan Inggris dan personel militer.

"Tentara terus menghilang di depan mata kami dan akan terus begitu sampai Capita dipecat," kata Francois.

Juru bicara Capita mengatakan perubahan ini akan menghasilkan kandidat dan tentara yang berkualitas. Selain personel tentara, pada April Badan Audit Nasional Inggris melaporkan mereka juga kekurangan teknisi, pilot dan analis. Angkatan Udara melakukan lebih banyak misi selama seperempat abad ini.

Pada Juli 2017 Francois melaporkan kurangnya personil angkatan bersenjata disebabkan permasalahan rekrutmen. Francois menggambarkan krisisnya rekrutem ini sebagai badai besar ia juga menyinggu tentang tingginya angka pengangguran dan jumlah populasi orang tua. Menurutnya, dua hal tersebut yang menjadi alasan mengapa kekurangan personil ini bisa terjadi.

Ia juga mengatakan meningkatnya warga yang mengalami obesitas, jumlah imigran Afrika, Asia dan kelompok minoritas lainnya. Ia mengatakan kelompok-kelompok minoritas tidak mendaftarkan diri ke tentara. Francois menyarankan agar angkatan bersenjata Inggris lebih berusaha untuk menarik perhatian kelompok minoritas Afrika, Asia dan etnis lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement