REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA— Rusia dan Tingkok memilih tak mendukung resolusi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait penjatuhan sanksi terhadap pelaku perkosaan dan kekerasan seksual di Libya.
Meski Rusia dan Tiongkok memilih abstain, tetapi kedua negara itu tak menggunakan hak vetonya untuk menghentikan sanksi itu.
Duta Besar Rusia, Vassily Nebenzia menuduh Belanda dan Swedia mencoba memenuhi agenda politik agar meningkatkan citra dalam negeri.
Kedua negara itu memang menekan kriteria sanksi baru. Nebenzia menyadari bahwa pencegahan kejahatan seksual di dua negara tersebut menjadi tanggungjawab pemerintah.