REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Real Madrid sering dilabeli tim impian bagi semua pemain sepak bola dunia. Berlabel klub terkaya dunia selama dua dekade terakhir, Los Blancos selalu identik dengan keglamouran dan kemewahan fasilitas.
Madrid selalu mampu mewujudkan impian pemain untuk menjadi juara di daratan Eropa dan dunia. Sederet pemain bintang sudah pernah singgah di Santiago Bernabeu. Bintang-bintang seperti David Beckham, Zinedine Zidane, Luis Figo, Kaka, Michael Owen, Ronaldo, Ruud van Nistelrooy, sampai Robinho pernah beranggapan puncak karier pemain bintang ialah pernah membela Real Madrid.
Tapi melihat aktivitas transfer Madrid yang sepi jelang memasuki musim 2018-2019 ini, sepertinya anggapa El Merengues sebagai klub impian mulai hilang. Sejak 2016 lalu, Madrid tidak pernah lagi membeli pemain bintang. Justru klub ini ditinggal pergi bintang besar sekelas Cristiano Ronaldo. Pemain terbaik dunia 2018 versi FIFA, Luka Modric pun hampir saja hengkang ke Inter Milan andai Madrid tidak keukeuh mempertahankannya Agustus lalu.
Pemain-pemain bersinar seperti Neymar dan Eden Hazard tidak pernah luluh dengan tawaran menggiurkan dari Madrid. Tidak hanya pemain bintang, para pelatih pun enggan menerima tawaran bekerja di Bernabeu. Para pelatih yang sedang naik daun seperti Mauricio Pochettino, Antonio Conte, Massimiliano Allegri, dan Juergen Klopp merupakan deretan pelatih yang tegas menolak pinangan Madrid.
"Pochettino menolak tawaran Real Madrid. Ia lebih memilih bertahan di Tottenham Hotspur," begitu laporan dari The Independent, Selasa (6/11).
Hazard yang diharapkan jadi ikon baru Madrid setelah Ronaldo juga tak pernah memberi respon rasa suka pada klub raksasa Ibu Kota Spanyol. Hari ini adik Hazard, Thorgan Hazard menegaskan, saudara kandungnya tidak akan pindah ke Madrid. Karena Hazard sudah mendapatkan apa yang ia mau bersama Chelsea. "Hazard sudah matang memikirkan masa depannya. Masa depan kakak saya hanya di Chelsea," ujar Thorgan dikutip dari AS.
Kilau Real Madrid sebagai klub kaya memang belum pudar. Hanya saja, juara Liga Champions tiga tahun terakhir itu kehilangan magnet buat pemain dan pelatih yang punya nama besar. Antonio Conte yang sedang menganggur bahkan memilih menantikan tawaran lain ketimbang buru-buru menerima tawaran Madrid.
Conte disebut lebih menyukai tawaran dari klub lain. Salah satu yang ditunggu Conte ialah Manchester United. Sebab the Red Devils lebih memberikan ruang dan keleluasaan buat pelatih. Sementara di Madrid hampir pasti akan intimidasi dari presiden Madrid Florentino Perez, Madridista, dan internal para pemain sendiri.
Antonio Conte
Saat Madrid masih hendak menawarkan kontrak buat Conte, kapten Madrid Sergio Ramos sudah mengeluarkan kecaman. Ramos merasa kurang cocok dengan Conte yang punya karakter keras dan lebih taktikal.
Conte paham kursi panas Real Madrid bisa saja ia ambil begitu klub tersebut memecat Julen Lopetegui. Tapi Conte enggan terburu-buru menerima tawaran Madrid. Andai gagal memulihkan penampilan Madrid, nama baik pelatih asal Italia itu sebagai pelatih bertangan dingin bisa pudar.
Conte belajar dari Rafael Benitez 2016 lalu. Saat itu Benitez yang datang dengan nama baik dari SSC Napoli dibuang begitu saja hanya karena hasil minor beberapa laga.
Begitu juga dengan pelajaran dari kasus Lopetegui. Conte, Pochettino, dan pelatih lain melihat tidak mudah memulihkan penampilan Gareth Bale dan kawan-kawan. Tolok ukur kesuksesan melatih Madrid ialah trofi juara Liga Champions.
Zidane yang telah menghadirkan tiga trofi Liga Champions buat Madrid hanya dalam waktu 2,5 tahun, pun sepertinya merasa demikian. Zidane memilih hengkang dari Bernabeu sebelum manajemen memecatnya andai gagal mengulangi keberhasilan juara Liga Champions.