Selasa 06 Nov 2018 18:15 WIB

Emil akan Buat Street Library di 600 Titik se-Jabar

Pemprov Jabar prihatin dengan peringkat literasi di Indonesia.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi perpustakaan.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi perpustakaan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) prihatin dengan peringkat literasi di Indonesia yang masih menduduki peringkat ke-60 di dunia sejajar dengan negara Afrika. Bahkan, menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, minat masyarakat terhadap membaca masih rendah. Oleh karena itu, Pemprov Jabar akan membuat street library di 600 titik ruang publik se-Jawa Barat dalam kurun lima tahun ke depan.

Ridwan Kamil mengatakan, pembuatan street library tersebut merupakan salah satu upaya Pemprov Jabar untuk mendongkrak minat membaca serta meningkatkan budaya literasi di Jabar yang saat ini terbilang rendah. "Street library di Jabar ini dijadikan pilot project nasional yang akan di-launching pada 16 Desember 2018 mendatang bekerja sama dengan program yang dipandu oleh Andy F Noya yang ditayangkan di salah satu televisi swasta nasional," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat membuka pameran buku Jabar Juara di Gedung Landmark, Jalan Braga, Kota Bandung, Selasa (6/11).

Emil mengatakan, melalui pameran tersebut, ia menyampaikan kondisi minat baca di Jabar maupun di Indonesia dan pada umumnya. Pihaknya pun mengungkapkan beberapan program untuk meningkatkan budaya literasi di Jabar.

Emil menjelaskan, melalui street library, ia ingin memberikan gagasan agar orang-orang sibuk yang tidak punya waktu khusus ke gedung bisa membaca saat di jalan. "Jadi, lagi bengong, naik motor, berhenti baca dulu di kotak yang kita sediakan di pinggir jalan, di taman, atau alun-alun bisa sambil baca. Sponsornya kita harapakan dari IKAPI Jabar dan tempat lain," katanya.

Selain itu, kata dia, Pemprov Jabar pun akan membuat perpustakaan berbasis hobi. Dalam perpustakaan tersebut, difasilitasi dengan kegiatan hobi lainnya supaya orang datang ke gedung bisa berkegiatan sambil di dalamnya tergoda untuk membaca buku dengan lebih intensif. Akhirnya, ujung-ujungnya budaya literasi naik.

"Bahkan, nanti bukan buku saja, itu empat untuk hobi di sana bisa jahit bisa nyablon," katanya.

Emil berharap, dengan konsep perpustakaan hobi ini, bangunan bisa dibuat ramai karena banyak opsi berkegiatan. Rencananya, perpusatakaan hobi tersebut dibangun di Gedebage yang lahannya milik Pemprov Jabar.

"Jadi, nanti gedung itu bikin kangen. Dan, ini pertama di Indonesia perpustakaan lebih populer," ujarnya.

Program lainnya, kata dia, ada perpustakaan keliling, seperti di car free day. Bahkan, di bandara BIJB yang juga sudah ada perpustakaan di sana. Emil berharap, masyarakat sekarang mulai rajin menulis. Bahkan, bisa sampai membukukannya.

Seperti halnya di Jepang, warga di sana gemar menulis buka yang memuat konten beragam. Mereka tidak menunggu harus memiliki karya besar dulu, tetapi mereka menulis apa yang ada di sekitar mereka dan kebutuhan mereka.

"Kampanyekan siapa pun bisa menulis. Hal ini jadi self critism, jangan menulis karena mau pensiun. Menulislah meski selembar dua lembar di buku tipis. Ini harus digaungkan, nanti Ikapi bikin rewardnya," paparnya.

Emil pun mengaku prihatin dengan budaya literasi saat ini. Dengan demikian, sebagai pemerintah pihaknya harus menggalakkan kegiatan guna dukung budaya literasi agar warga jadi pintar, cerdas, dan tidak bisa dibohongi karena jadi masyarakat yang berilmu.

"Kita kalah dengan smartphone. Kalau tidak siap mental, kita akan diperbudak. Masyarakat Jabar megang HP empat jam sehari. Pertanyaannya, apa yang dibaca di HP? 70 persen saya menduga kesia-siaan," katanya.

Menurut Emil, dengan adanya berbagai program ini, diharapkan budaya membaca bisa  kembali di masyarakat. Karena, tanpa budaya literasi, maka masyarakat akan menjadi cepat emosi dan tidak bertabayun. Emil mencontohkan, di Amerika ada dua kelompok bertengkar gara-gara media sosial. "Kita tak boleh senaif itu. Budaya tabayun, literasi jadi tantangan hari ini. Harus diubah," ujarnya.

Menurut Ketua Ikapi Jabar Mahfudi, pameran ini didedikasikan untuk mewujudkan Jabar juara lahir bathin. Sebab, buku merupakan wahana atau tempat untuk menguatkan wawasan.

"Kita berharap buku jadi instrumen visi misi Jabar dalam mewujudkan Jabar juara. Semangat itu bisa diraih jika masyarakat melek literasi," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement