REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya 11 klub elite Eropa telah sepakat untuk menggelar kompetisi saingan Liga Champions, yakni European Super League alias Liga Super Eropa. Nantinya, ke-11 klub pendiri akan menjadi peserta tetap dan tidak terdegradasi selama 20 tahun.
Pemberitaan tersebut mengguncang jagat sepak bola di Eropa dalam beberapa hari terakhir. Adalah majalah asal Jerman, Der Spiegel, yang mendapat bocoran dokumen Liga Super Eropa dari situs bernama Football Leaks.
Menurut Der Spiegel, Ahad (4/11) kemarin, perusahaan asal Spanyol, Key Capitals Partner, berperan sebagai mitra utama penyelenggaraan Liga Super Eropa yang rencananya akan digelar pada 2021/2022.
Tak hanya mengapungkan kabar Liga Champions tandingan, Football Leaks juga mengembuskan angin kencang terkait adanya indikasi permainan uang di dua klub Benua Biru, Paris Saint-Germain (PSG) dan Manchester City, yang dilindungi oleh Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA).

Karl-Heinz Rummenigge
Sebelumnya, CEO Bayern Muenchen Karl-Heinz Rummenigge membuat pernyataan mengejutkan pada pertemuan dengan aliansi klub-klub terbesar di dunia atau Asosiasi Klub Eropa (ECA). Dia menilai, pemberitaan dari surat kabar asal Kota Hamburg, Jerman, Der Spiegel, merupakan sesuatu yang bombastis. Tetapi sayang, tanpa dasar dan sumber yang kredibel.
Teranyar, ESPN pada Selasa (6/11) mencoba untuk menelisik lebih jauh tentang situs Football Leaks. Dalam keterangannya, Football Leaks pertama kali muncul sebagai website pada musim semi 2015 silam. Apa saja yang menjadi pembahasan Football Leaks, yakni masalah data dan perjanjian transfer, kontrak pemain, dan informasi rahasia lainnya. Kebanyakan Football Leaks hanya fokus pada permasalahan yang menyangkut klub dan pemain dari Liga Portugal.
Merasa terancam dengan informasi yang diapungkan Football Leaks, sejumlah klub menginginkan situs tersebut dibekukan. Hal itu membuat para pekerjanya kini melakukan pergerakan bawah tanah.
Lebih lanjut, Football Leaks mengikat Der Spiegel dan menyebut dirinya sebagai organisasi Kolaborasi Investigasi Eropa, jaringan media Eropa yang bekerja sama dalam proyek-proyek investigasi tersebut.
Laporannya pun menyimpan banyak informasi di balik layar, seperti komisi yang dibayarkan atas transfer Paul Pogba dari Juventus ke Manchester United (MU), kontrak asli Gareth Bale dengan Real Madrid, dan dokumen yang berkaitan dengan tindakan pelecehan seksual Cristiano Ronaldo kepada wanita Amerika Serikat, Kathryn Mayorga.
Alhasil, timbul pertanyaan dari mana mereka mendapatkan informasi atau dokumen-dokumen tersebut? Der Spiegel menjelaskan, sumber tersebut mereka dapat dari pria yang menyebut dirinya bernama 'John'. Dalam dua wawancara dengan Der Spiegel, John mengatakan, dia merupakan pria asal Portugal yang menetap di Budapest, Hungaria.
John pun mengaku bahwa dia merupakan penggemar sepak bola yang mengetahui tentang semua rahasia di balik kebusukan UEFA. Ia juga membantah mendapatkan dokumen tersebut dengan meretas laman resmi UEFA.
Sebaliknya, John dan rekan-rekannya mendapat informasi dari orang yang juga bekerja di tubuh UEFA. "Kami memiliki sumber yang tepercaya dan aman. Namun, beberapa orang tersebut tak menyadari bahwa mereka adalah sumber kami," ucap John kepada Der Spiegel.
Sebelumnya, pada 2016, kasus Football Leaks sempat naik daun setelah membocorkan rahasia transfer sejumlah pemain terkenal. Dilansir Marca, sosok di balik situs misterius adalah pria bernama Rui Pinto, seorang hacker asal Portugal.
Masih pada sumber yang sama, Rui dibantu oleh Anibal Pinto, seorang pengacara. Keduanya dituduh telah melakukan aksi pemerasan terhadap sejumlah klub Portugal. Rui dan Anibal diduga meminta tebusan agar berbagai informasi rahasia tak dibocorkan di situs Football Leaks.