REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ahmad Muzani, berpendapat permohonan maaf calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kepada masyarakat Boyolali disampaikan dengan tulus. Meski diunggah melalui media sosial instagram milik Juru Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak, tidak mengurangi ketulusan Prabowo.
"Saya kira apa yang dilakukan oleh Pak Prabowo kemudian menyampaikan maaf sesuatu yang sangat tulus," ujar Muzani di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/11).
Muzani juga berpendapat pernyataan Prabowo menyebut 'tampang Boyolali' sebenarnya merupakan candaan. Ia menambahkan jika memperhatikan secara utuh pernyataan Prabowo, ketua umum Partai Gerindra itu justru ingin membela masyarakat dari keterasingan maupun ketimpangan.
"Bahwa ada keterasingan antara kemajuan hotel dan gedung gedung tinggi dengan tingkat kemiskinan. Pak Prabowo ingin menggambarkan terasing kira-kira seperti itu," ujar Muzani.
Menurut sekjen Partai Gerindra, pernyataan Prabowo tidak seperti yang dipersoalkan oleh sejumlah pihak yang terkait dengan isu primordialisme. Ia juga menyayangkan pihak-pihak yang menggiring isu tersebut sehingga muncul gelombang reaksi masyarakat menuntut permohonan maaf.
"Tidak ada maksud melecehkan dan merendahkan. Apa maksudnya beliau datang-datang jauh ke Boyolali untuk merendahkan, nggak ada sama sekali," ujarnya.
Prabowo telah menyampaikan permintaan maafnya atas pernyataan 'Tampang Boyolali. Permintaan maaf Prabowo tersebut ada dalam video yang diunggah Dahnil di instagram pribadinya @dahnil_anzar_simanjuntak.
Dalam video yang diunggah Dahnil tersebut, Prabowo menyampaikan permintaan maafnya jika pernyataan tersebut menimbulkan reaksi. Padahal ia menegaskan, tidak pernah bermaksud demikian.
"Maksud saya tidak negatif. Tapi kalau tersinggung, ya saya minta maaf. Maksud saya tidak seperti itu,” ujar Prabowo.
Prabowo sebelum menyampaikan permintaan maaf itu juga menilai tanggapan masyarakat atas ucapannya, berlebihan. Sebab, ia tidak pernah bermaksud sama sekali menghina siapapun. Namun, memang itu gayanya saat berbicara.
"Itu kan cara saya kalau bicara familiar, ya istilah bahasa-bahasa sebagai seorang teman," ungkap Prabowo.