REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Ace Hasan Syadzily meminta calon presiden (capres) Prabowo Subianto untuk lebih menjaga tutur kata-katanya. Pernyataan itu diungkapkan Ace menyusul permohonan maaf capres nomor urut 02 terkait 'tampang Boyolali'.
"Seorang pemimpin itu harus mampu mengendalikan tutur katanya," kata politisi Golkar itu di Jakarta, Rabu (6/11).
Menurut Ace, kejadian melontarkan kata-kata yang tidak semestinya tidak boleh terulangi kembali. Dia mengatakan, hal itu dilakukan agar Prabowo tidak selalu meminta maaf jika melalukan sebuah kesalahan.
“Pak Prabowo ini selalu salah melulu. Kemudian minta maaf lagi. Apakah Pak Prabowo akan terus menerus melakukan kesalahan?" kata Ace lagi.
Ace mengatakan tingkatan kepercayaan seorang pemimpin akan dipertanyakan kalau terus melakukan kesalahan. Di sisi lain, ia menilai Prabowo seharusnya mengutarakan permohonan maaf tersebut seharusnya ditujukan langsung kepada warga Boyolali yang merasakan kalimat tersebut.
Wakil Sekretaris TKN KIK Raja Juli Antoni mengapresiasi permintana maaf tersebut. Dia berharap, masyarakat Boyolali mau memaafkan Prabowo. Namun, dia mengungkapkan, hal yang lebih penting dari kata maaf adalah keseriusan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.
"Karena masyarakat mencatat Pak Prabowo kemarin baru saja minta maaf isu Ratna Sarumapet, tetapi ternyata beliau melakukan kesalahan lagi dan minta maaf lagi," katanya.
Prabowo menyampaikan permintaan maafnya atas pernyataan 'Tampang Boyolali. Permintaan maaf Prabowo tersebut direkam dalam video yang diunggah Koordinator Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno Dahnil di instagram pribadinya @dahnil_anzar_simanjuntak.
Dalam video yang diunggah Dahnil tersebut, Prabowo menyampaikan permintaan maafnya jika pernyataan tersebut menimbulkan reaksi. Padahal, ia menegaskan, tidak pernah bermaksud demikian. Prabowo menegaskan, dirinya ridak bermaksud melontarkan kalimat negatif.