REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA – Presiden terpilih Brasil Jair Bolsonaro mengindikasikan akan mempertimbangkan kembali rencananya memindahkan kedutaan besar Brasil untuk Israel ke Yerusalem. Hal itu terjadi setelah Mesir memutuskan menunda kunjungan Menteri Luar Negeri Brasil Aloysio Nunes Ferreira yang telah dijadwalkan ke Kairo.
Dilaporkan laman i24News, Kementerian Luar Negeri Mesir telah membuat daftar masalah-masalah sebagai alasan penundaan kunjungan Ferreira. Tapi, sumber-sumber diplomatik mengatakan alasan utama pembatalan itu disebabkan rencana Bolsonaro memindahkan kedutaan besar Brasil untuk Israel ke Yerusalem.
Ferreira dijadwalkan mengunjungi Kairo pada 8-11 November. Dalam kunjungannya, dia akan bertemu Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry.
Bolsonaro telah merespons keputusan Mesir menunda kunjungan Ferreira ke Kairo. “Dari apa yang saya tahu, (pmebatalan kunjungan) itu karena masalah kalender,” ucapnya pada Selasa (6/11).
Ia pun menanggapi tentang adanya dugaan bahwa pembatalan tersebut dilakukan karena rencananya memindahkan kedutaan besar Brasil ke Yerusalem. Ia menegaskan, hal itu masih belum resmi diputuskan. “Ini akan menjadi terlalu dini bagi suatu negara untuk mengambil tindakan pembalasan terhadap sesuatu yang belum diputuskan,” ujar Bolsonaro.
Kendati demikian, pekan lalu Bolsonaro seolah telah mengafirmasi akan merealisasikan rencana pemindahan kedutaan ke Yerusalem. “Seperti yang dinyatakan sebelumnya selama kampanye kami, kami bermaksud memindahkan kedutaan Brasil dari Tel Aviv ke Yerusalem,” katanya melalui akun Twitter pribadinya.
Ia juga bermaksud menutup kedutaan besar Brasil di Palestina. “Apakah Palestina sebuah negara? Palestina bukanlah sebuah negara, jadi seharusnya tidak ada kedutaan di sini,” kata Bolsonaro.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sangat menyambut rencana Bolsonaro. Menurutnya, hal itu akan menjadi sebuah langkah yang bersejarah.
Baca: Palestina Lobi Brasil untuk Batalkan Pemindahaan Kedubes