REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) menjalin kerja sama dengan pengurus dan anggota Bhayangkari di Rich Palace Hotel Surabaya, Rabu (7/11). Kerja sama yang dimaksud diwujudkan dalam pelatihan pemasaran digital bagi pengurus dan anggota Bhayangkari yang dikuti 200 peserta.
“Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian dengan Pengurus Pusat Bhayangkari yang ditandatangani pada 27 Maret 2018," Kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin, Gati Wibawaningsih.
Gati menjelaskan, pada pelatihan tersebut, para peserta diberikan pemahaman tentang proses produksi, standarisasi produk, kemasan, Hak Atas Kekayaan Intelektual. Selain itu, para peserta juga dikenalkan kepada aplikasi “IKM Digital Learning” yang merupakan hasil kerja sama antara Ditjen IKM dengan Ruangguru.
"Melalui aplikasi ini, para peserta dapat me-refresh materi-materi yang diberikan di dalam kelas dengan menyaksikan video materi pada aplikasi tersebut," ujar Gati.
Gati berharap, setelah mengikuti kegiatan dan mendapatkan materi-materi pelatihan yang beraneka ragam, para peserta bisa tergugah keinginan dan idenya untuk berwirausaha. Sehingga nantinya akan muncul wirausaha-wirausaha wanita yang tangguh dari para anggota Bhayangkari.
“Dengan kemunculan wirausaha-wirausaha baru yang tangguh dan mumpuni, diharapkan visi organisasi Bhayangkari, yakni menjadikan Bhayangkari yang mandiri dan professional untuk meningkatkan kesejahteraan Keluarga Polri dapat tercapai," kata Gati
Gati menjelaskan, berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia mencapai hampir 100 persen dalam lima tahun terakhir. Yakni dari 82 juta pengguna di tahun 2013, menjadi 143,26 juta di tahun 2017. Dimana dari jumlah tersebut, hampir 50 persen penggunanya merupakan masyarakat dalam rentang usia 19-34 tahun, atau sering disebut sebagai generasi millenial.
Selain itu, lanjut Gati, dari hasil survei pemanfaatan internet di bidang ekonomi, banyak diantara masyarakat menggunakannya dalam hal jual beli daring (online). Di mana sekitar 45 persen dari mereka memanfaatkan internet untuk mencari harga produk, 32,19 persen untuk melakukan transaksi via online, dan 16,83 persen melakukan transaksi penjualan via online.
“Dengan terlibat dalam program ini, diharapkan para pelaku IKM tidak akan ketinggalan dalam tren transaksi online di dalam situs jual beli," ujar Gati.