Rabu 07 Nov 2018 20:31 WIB

Keterwakilan Perempuan di Pileg 2019 Ditargetkan 20 Persen

Saat ini, keterwakilan perempuan di parlemen DIY baru diangka 11 persen.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Seorang Bakal Calon Legislatif (bacaleg) perwakilan perempuan mengikuti uji mampu baca Alquran yang dilaksanakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe di Masjid Agung Islamic Centre, Kota Lhokseumawe, Aceh, Senin (16/7).
Foto: Antara/Rahmad
Seorang Bakal Calon Legislatif (bacaleg) perwakilan perempuan mengikuti uji mampu baca Alquran yang dilaksanakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe di Masjid Agung Islamic Centre, Kota Lhokseumawe, Aceh, Senin (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Bidang Pengembangan Partisipasi Perempuan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) DIY, Nelly Tristiana menargetkan keterwakilan perempuan di parlemen DIY pada Pemilu 2019 mendatang sebesar 20 persen. Saat ini, keterwakilan perempuan di parlemen DIY baru diangka 11 persen. 

Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu dilakukannya penguatan kapasitas caleg. Hal tersebut dilakukan dengan memberikan berbagai pelatihan terhadap caleg itu sendiri. 

"Ini harus kita dongkrak semua. Upaya-upaya yang sudah kita lakukan sebenarnya juga sudah banyak, secara sistem artinya melalui berbagai program dan kegiatan," kata Nelly di Hotel Arjuna, Yogyakarta, Rabu (07/11).

Ia menuturkan, peningkatan keterwakilan perempuan di parlemen DIY ini memang merupakan target dari Gubernur DIY sendiri. Walaupun tidak bisa mencapai 30 persen, setidaknya bisa mencapai 20 persen. 

"Kita berharap kuota 30 persen enggak usah lah 30 persen. Kita target 20 persen saja sudah lumayan sekali. Posisi kita kan sekarang baru 11 persen," ujarnya.  

Dalam upaya mendorong keterwakilan perempuan di parlemen DIY ini, pihaknya juga melakukan pemberdayaan terhadap pemilih. Selama 2018, pihaknya telah melakukan pelatihan pengambilan keputusan 60 titik di DIY. 

Kegiatan tersebut dilakukan dengan mendorong masyarakat untuk memilih caleg yang kompeten. Bukan berarti hanya caleg  perempuan, namun juga caleg laki-laki. Tapi memang lebih mendorong pemilih kepada pemilihan caleg perempuan yang berkompeten. Sementara, pada 2019 menjelang Pileg 2019, kegitaan tersebut akan terus digencarkan. 

"(Program) Pemilih cerdas berspektif gender itu juga sebagai sebuah dorongan. Tapi pemilih cerdas itu tidak hanya perempuan, tapi bisa saja laki-laki. Laki-laki pun perlu disentuh tentang perspektif perempuan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement