REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga beras di berbagai daerah mengalami kenaikan termasuk di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Hal tersebut berdasarkan pantauan yang dilakukan oleh Bulog setiap pekan.
Pada akhir tahun harga beras memiliki tren kenaikan seiring dengan berkurangnya panen dan pasokan ke pasar. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso pun melakukan peninjauan pasokan dan harga beras ke Pasar Cipinang.
Tinjauan lapangan ini dilakukan sebagai upaya memonitor stabilisasi pasokan dan harga beras di pasar umum. "Peninjauan lapangan ini kami lakukan sebagai tindak lanjut gerakan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) yang kami lakukan secara masif di seluruh Indonesia," ujarnya, Kamis (8/11).
Pelaksanaan penetrasi pasar beras medium dilakukan oleh Bulog kepada pedagang pengecer di pasar rakyat, distributor/mitra Bulog maupun melalui Satgas Bulog. Selain itu, sinergi BUMN juga dilakukan dengan melibatkan BUMN pangan dalam kegiatan KPSH, yaitu PT Pertani, PIHC, RNI dan PPI.
Harga eceran tertinggai (HET) beras medium di wilayah mengacu pada Permendag nomor 57/M-DAG/PER/8/2017, yaitu Wilayah I (Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, NTB, Sulawesi dan Bali) harga di gudang curah Rp 8.100 per kg dengan HET Rp 9.450 per kg, Wilayah II yakni Sumatera kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, NTT dan Kalimantan, harga di gudang curah Rp 8.600 per kg dengan HET Rp 9.950 per kg, dan Wilayah III (Maluku dan Papua) harga di gudang curah Rp 8.900 per kg dengan HET Rp 10.250 per kg.
"Realisasi KPSH sampai dengan tanggal 6 November 2018 sebesar 402.628 ton, dengan rata-rata realisasi antara 3.000 – 3.500 ton per hari, dan mengalami tren kenaikan sejak bulan Oktober 2018. Di Jakarta, realisasi KPSH sebesar 46.321 ton," lanjut Budi.
Strategi yang dilakukan Bulog dalam gerakan KPSH yaitu dengan memerintahkan Divre dan subdivre Bulog di berbagai daerah untuk melaksanakan KPSH secara masif, memetakan preferensi konsumen terhadap beras di berbagai daerah, koordinasi intensif dengan Pemerintah Daerah, memperluas jaringan dan titik operasi pasar, serta menggandeng Satgas Pangan POLRI untuk melakukan pengawasan dan meminimalisir penyimpangan.
Ia melanjutkan, stok beras Bulog saat ini mencapai 2,7 juta ton. Dari angka tersebut, sebanyak 550 ribu ton disimpan di gudang luar Bulog.
"Jadi stok kita sangat banyak dan kita lakukab Operasi Pasar setiap hari," ujarnya.
Direktur Pengadaan Bulog Bachtiar mengatakan, meski stok Bulog sudah cukup banyak namun penyerapan terus dilakukan oleh perusahaan pelat merah tersebut. "Ya masih kita batasi sih sekarang pembelian, jadi sekitar seribuan saja," katanya. Beras yang diserap tersebut berasal dari pulau Jawa dengan kualitas baik.
Sementara untuk beras impor sebanyak 1,8 juta ton yang didatangkan pada tahun ini diakui Bachtiar belum dikeluarkan ke pasar. "Belum, kita masih dalam negeri semua," kata dia.