Kamis 08 Nov 2018 13:00 WIB

Ini Kondisi Terkini Jembatan Kuning Palu

Hingga kini, alat berat masih terlihat hilir mudik meratakan puing sisa reruntuhan.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas menggunakan alat berat untuk meratakan sisa reruntuhan puing Jembatan Palu IV atau jembatan kuning , di Palu Kamis (8/11)
Foto: Dea Alvi Soraya/Republika
Petugas menggunakan alat berat untuk meratakan sisa reruntuhan puing Jembatan Palu IV atau jembatan kuning , di Palu Kamis (8/11)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Untuk beberapa waktu ke depan, pemandangan Jembatan Palu IV yang membelah birunya air, dihiasi hamparan bukit, mungkin tak dapat lagi dinikmati warga Palu. Jembatan yang kerap disebut juga jembatan kuning yang diresmikan Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2006 silam ini luluh lantah akibat bencana yang melanda Sulawesi Tengah (28/09) lalu.

Menurut pantauan Republika.co.id, kondisi Jembatan Palu IV atau Jembatan Ponulele ini masih lumpuh setelah diterjang gempa 7,4 SR. Badan jembatan yang menghubungkan Palu Barat dan Palu Utara ini juga terputus akibat hantaman tsunami dari Teluk Talise. Sebagai jalur alternatif, warga dialihkan melalui jembatan Palu III yang memang terletak cukup jauh dari teluk sehingga aman dari bencana.

Hingga kini, alat berat masih terlihat hilir mudik meratakan puing-puing sisa reruntuhan. Meski begitu masih banyak warga yang sengaja datang ke lokasi untuk sekedar melihat-lihat atau mengambil gambar. Menurut keterangan Haris, salah satu warga Palu, saat kejadian banyak warga yang sedang berkumpul di sekitar jembatan.

Dia mengatakan, saat itu, Jembatan IV dipilih sebagai tempat penyelenggaraan festival kebudayaan dan seni bertajuk Festival Palu Nomoni III sekaligus acara pembukaan peringatan Hari Ulang Tahun ke-40 Kota Palu. Namun dia mengaku tidak melihat langsung tsunami yang menghancurkan jembatan lengkung satu-satunya di Indonesia itu.

“Sebelum kejadian, saya sedang antar makanan ke Polisi yang berjaga,” ujar Haris, Kamis (8/11). “Tapi saat kejadian, saya sudah pulang untuk Shalat Magrib,” tambah dia.

Jembatan kuning berbentuk M ini, kata Haris, merupakan tempat favorit warga Palu untuk menikmati senja. Gemerlap lampu yang menghiasi sepanjang jembatan juga selalu menjadi daya tarik warga Palu untuk menghabiskan istirahat malam di sana.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement