Kamis 08 Nov 2018 15:33 WIB

Dinkes Kediri: Santri Lumpuh Bukan karena Vaksin MR

Santri bernama Wildan tidak bisa menggerakkan kakinya setelah mendapatkan vaksin MR.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andri Saubani
Imunisasi MR (ilustrasi).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Imunisasi MR (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri, Fauzan Adima memberikan klarifikasi terhadap kasus lumpuhnya salah santri MTs Lirboyo. Dia memastikan kelumpuhan santri bukan akibat dari vaksin Measless Rubella (MR).

"Jadi yang pertama yang perlu diklarifikasi dulu bahwa yang bersangkutan ini bukan akibat imunisasi MR tapi difteri. Vaksin MR sudah dilakukan setahun lalu," ujar Fauzan saat dihubungi Republika, Kamis (8/11).

Lebih detail, Fauzan menerangkan, santri asal Tulungagung ini sebenarnya telah mendapatkan imunisasi difteri sebanyak tiga kali. Putaran pertama berlangsung sekitar Februari lalu sesi kedua dilaksanakan pada Agustus 2018. Dari kedua tahapan ini, Fauzan memastikan, santri tidak mengalami masalah apa pun pada kesehatannya.

Sementara, vaksinasi difteri putaran ketiga dilaksanakan sekitar 24 Oktober lalu di MTs Lirboyo, Kota Kediri. Dua hari setelah kegiatan ini, santri bernama Wildan (12) dilaporkan mengeluh kakinya sulit digerakkan. Kemudian santri langsung dibawa ke puskesmas terdekat oleh keluarga.

Karena perlu pengananan lebih lanjut, puskesmas merujuk pasien ke Rumah Sakit (RS). "Dan RS yang diminta keluarganya itu di Tulungagung karena rumahnya di sana. Jadinya dirawat di RSUD Tulungagung," jelas Fauzan.

Berdasarkan informasi yang didapat Dinkes Kota Kediri, santri Wildan ternyata dirawat di RSUD Tulungagung selama tiga hari. Karena tidak ada perubahan, santri langsung dirujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Dari diagnosis RS, santri dinyatakan mengidap penyakit Guillan Barre Syndrome (GBS).

"Nah, kalau lihat dari penyakit ini, GBS itu enggak ada hubungannya dengan imunisasi difetri. Logikanya kan yang disuntik itu lengan kiri tapi lumpuhnya kaki, harusnya di tangan dulu. Itu logika awamnya tapi dari medis memang tidak ada hubungannya," ujar dia.

Karena kondisi tersebut, hal yang dialami Wildan pun dimasukkan ke dalam kejadian khusus. Dalam hal ini masuk pada kategori Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Kelumpuhan individu terkait terjadi dua hari setelah pelaksanaan vaksinasi difteri.

Sebelumnya, warga Desa Sumberejo Kulon, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Wildan (12) dilaporkan lumpuh setelah divaksin Measless Rubella (MR). Setelah mengikuti imunisasi massal di MTs Lirboyo, Kota Kediri, sepasang kaki Wildan tiba-tiba tidak bisa digerakkan. Menurut sang ayah, Suyanto (58), anaknya menderita Guillan Barre Syndrome.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement