Kamis 08 Nov 2018 21:00 WIB

Donald Trump Ganti Jaksa Agung AS dengan Pengikut Setianya

Whitaker akan menjadi pelaksana tugas jaksa agung AS setelah Session dipecat.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Matthew G. Whitaker
Foto: AP
Matthew G. Whitaker

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Matthew G. Whitaker menjadi Pelaksana Tugas Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) setelah Jeff Session mengundurkan diri atas permintaan Presiden AS Donald Trump. Ia dinilai belum memiliki banyak pengalaman tapi seorang pendukung partai Republik yang setia.

"Dengan bahagia kami mengumumkan Matthew G. Whitaker, Kepala Staf Jaksa Agung Jeff Session di Departemen Kehakiman, akan menjadi Pelaksana Tugas Jaksa Agung yang baru atas Amerika Serikat. Dia akan melayani negara dengan baik," tulis Trump di akun Twitternya, Kamis (8/11).

Mantan jaksa federal tersebut menjadi kepala staf Jaksa Agung selama satu tahun. Pengalaman Whitaker dimulai ketika ia menjadi jaksa Wilayah di Wilayah Selatan Iowa dari 2004 sampai 2009. Posisi tersebut ia dapatkan berdasarkan rekomendasi dari senator partai Republik Chuck Grassley yang kini menjadi kepala Komite Senat bidang Hukum.

Sebagai jaksa wilayah mantan atlet kampus tersebut memutuskan siapa jaksa yang akan membela negara dalam kasus kejahatan masyarakat sipil. Sejauh ini para pelaksana tugas atau jaksa agung yang ditunjuk sudah lebih lama menjadi jaksa atau politikus papan atas dengan pengalaman yang lebih banyak dibandingkan Whitaker.

Banyak pihak yang khawatir Whitaker tidak dapat menjaga independensi Departemen Kehakiman dari intervensi Gedung Putih. Terutama melihat sejarah hidupnya yang sangat loyal kepada Trump. Minority Leader Senator Chuck Schumer mengatakan Whitaker harus menyelamatkan dirinya sendiri dari pengawasan investigasi kasus Robert Mueller yang mengajukan pemeriksaan terhadap intervensi Rusia terhadap pemilihan presiden 2016 lalu.

Investigasi Robert Mueller itu yang menjadi alasan mengapa Trump meminta Jeff Session mengundurkan diri. Pada 2017 lalu tokoh kuat dan disegani di Departemen Kehakiman Amerika, Mueller mengajukan investigasi terhadap Trump yang diduga telah melanggar hukum dengan berkerja sama dengan Rusia dalam mengintervensi pemilihan presiden 2016.

Tapi selama menjadi komentator hukum konservatif Whitaker kerap kali membela Trump. Dalam wawancaranya di televisi Whitaker kerap mengatakan ia tidak melihat adanya pelanggaran hukum atau kolusi yang dilakukan Trump dengan Rusia selama kampanye presiden 2016. 

Whitaker pernah menulis tentang hal itu di CNN. Menurutnya Wakil Jaksa Agung Rod Resenstein harus membatasi cakupan investigasi Muller agar mantan direktur FBI tersebut berhenti menggali keuangan Trump.

"Jika ia tidak melakukannya, maka investigasi Muller akan mulai terlihat seperti pancingan politik. Hal ini tidak hanya akan merusak karakter yang dihormati seperti Mueller, tapi juga mencederai Presiden Amerika Serikat dan keluarganya dan sebagai tambahan, negara," tulis Whitaker kala itu. 

Whitaker sepertinya akan terlibat dalam investigasi Mueller ini. Karena sebagai jaksa agung, ia akan mengawasi semua investigasi yang ditangani Departemen Kehakiman AS.

"(Ia) bertanggung jawab atas semua hal di bawah lingkup Departemen Kehakiman," kata jurubicara Departemen Kehakiman AS, Sarah Flores.

Departemen Kehakiman tidak mengumumkan Rosenstein akan mengundurkan diri. Wakil Jaksa Agung itu yang menunjuk Mueller sebagai jaksa khusus dan mengawasi kerjanya selama ini. Teman lama Whitaker, jaksa wilayah Des Moines, Guy Cook mengatakan Whitaker seseorang yang berpikiran jernis dan bukan orang yang mau diremehkan.

"Tapi saya pikir yang terpenting dari perpekstif presiden ia orang yang loyal," katanya.

Cook mengatakan orang-orang yang memiliki akal sehat akan setuju dengan pandangan Whitaker dalam investigasi Mueller. Tapi ia yakin ada sesuatu dalam pandangan Whitaker yang disukai oleh Donald Trump.

Whitaker banyak menghabiskan karirnya di sektor swasta termasuk di firma hukum di Des Moines. Sebuah firma hukum yang ia dirikan bersama aktivis-aktivis pendukung partai Republik pada tahun 2009.  Ia dua kali gagal menjadi senator yang terakhir ia kalah dalam konvensi senator partai Republik tahun 2014.

Setelah itu ia mendirikan dan selama tiga tahun menjadi direktur eksekutif organisasi Foundation for Accountability and Civic Trust. Sebuah organinasi yang mengawasi pejabat-pejabat dari partai Demokrat. Saat itu ia mengatakan Hillary Clinton harusnya dihukum dalam skandal surat elektroniknya dan ia mendukung keputusan Trump memencat Direktur FBI James Comey. 

Ia juga dikenal memiliki hubungan dengan dengan politikus-politikus dari partai Republik. Whitaker menjadi kepala kampanye mantan gubernur Minnesota Tim Pawlenty pada tahun 2012 lalu. Pada tahun 2012 dan 2016 ia menjadi kepala kampanye untuk Rick Perry, mantan gubernur Texas dan kini menjadi menteri energi AS.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement