REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolsek Penjaringan AKBP Rahmat Sumekar mengatakan, pelaku penyerangan Polsek Penjaringan, Rohandi (31), mengalami depresi. Kapolsek memastikan aksi penyerangan yang dilakukan Rohandi tidak ada kaitannya dengan aksi terorisme.
"Betul (depresi), tidak ada kaitannya (dengan) terorisme. Ia berasal dari keluarga baik-baik," ujar Rahmat saat dihubungi, Jumat (9/11).
Kepolisian juga masih mendalami apa motif pelaku menyerang Polsek Penjaringan, dan akan mengecek kondisi kejiwaan dari pelaku. "Masih kita dalam pendalaman untuk itu, kenapa dia pilih Polsek Penjaringan," kata Rahmat.
Densus 88 Antiteror juga telah memeriksa pelaku dan memastikan bahwa pelaku bukanlah teroris, dan tidak terikat oleh jaringan teroris manapun. Sebelumnya, anggota Polsek Penjaringan yang sedang bertugas piket malam, tiba-tiba diserang dengan seorang yang diketahui bernama Rohandi (31). Pelaku ini, menyerang dengan golok dan pisau.
Baca juga: Polri Belum Pastikan Motif Penyerangan Polsek Penjaringan
Kejadian bermula pada Jumat (9/11) sekitar pukul 01.35 WIB, korban yakni Kepala SPK Polsek Penjaringan AKP MA Irawan, sedang melaksanakan tugas piket malam di SPK. Tiba-tiba datang seorang pengendara dengan mengendarai motornya jenis Jupiter, yakni pelaku, memarkir kendaraannya di luar gerbang.
Kemudian pelaku turun dan disapa oleh petugas SPK Brigadir Sihite yang berada di halaman Polsek Penjaringan. Namun, pelaku langsung menyerang anggota polisi tersebut dengan menggunakan sebilah golok dan pisau babi, tapi Brigadir Sihite berhasil menghindar dan lalu masuk ke lobbi untuk meminta bantuan rekannya yang sedang berjaga di ruang SPK.
Dari situ, pelaku ikut masuk ke dalam kantor Polsek Penjaringan dan mulai melakukan penyerangan secara brutal. Tapi akhirnya pelaku berhasil dilumpuhkan oleh anggota Reskrim yang ada di situ, dengan satu tembakan ke pangkal lengan kirinya.