REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding mengatakan 'politik genderuwo' yang dilontarkan oleh Jokowi, ditujukan kepada semua pihak yang selalu membangun narasi-narasi ketakutan di tengah masyarakat. Narasi-narasi semacam itu dinilai bisa menurunkan optimisme masyarakat.
"Pernyataan presiden Jokowi soal politik genderuwo itu adalah satu pernyataan simbolik yang ditujukan kepada semua orang, pemimpin, politisi yang di dalam pernyataannya kampanye nya selalu membangun narasi propaganda, tentang ketakutan, tentang kegalauan di tengah tengah masyarakat," ujar Karding, Jumat (9/11).
Presiden Jokowi hari ini kembali melontarkan pernyataan kontroversial. Setelah sebelumnya politikus sontoloyo, kini politik genderuwo saat tengah kunjungan kerja di Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11).
"Sementara politik mestinya membuat masyarakat tenang, nyaman, gembira, bersuka hati, mendapatkan pendidikan. Itu yang disindir Pak Jokowi," katanya.
Menurut Karding, pernyataan Jokowi tersebut tidak secara khusus ditujukan pihak tertentu. Namun memang ditujukan pada mereka yang berkampanye dengan cara cara narasi tersebut.
"Jadi kalau Pak Prabowo sering melontarkan pesimisme, pernyataan yang agitator dan propagandis terkait hal-hal yang menakutkan, ya mungkin yang dimaksud salah satunya mungkin Pak Prabowo tapi menurut saya seluruh politisi bahkan seluruh orang, itu yang dimaksud oleh Pak Jokowi," ujar politikus PKB tersebut.
Karding juga menilai, pernyataan Jokowi juga menyiratkan agar masyarakat diberikan pendidikan politik yang membangun optimisme, dapat dicerna akal sehat dan sesuai adat kebudayaan. "Agar rakyat kita tidak menerus dicekoki dengan hal-hal yang sepele, hal-hal recehan, yang artinya tidak penting," katanya.
Hari ini, Presiden Jokowi kembali melontarkan istilah politik lain 'politik genderuwo'. Setelah sebelumnya ada istilah politikus sontoloyo. Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyindir aksi para politikus yang gemar menyebar propaganda menakutkan. Jokowi menyebut cara politikus tersebut sebagai politik genderuwo
"Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran. Setelah takut yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo" ujar Jokowi.