REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru-baru ini mengatakan usaha apapun untuk melakukan 'cuci tangan' atas pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Istanbul tidak akan memuaskan dirinya maupun dunia internasioinal.
Namun, Turki sendiri memiliki masalah dalam pembungkaman wartawan, tidak lewat pembunuhan namun lewat pemenjaraan.
Menurut data dari Komite untuk Melindungi Jurnalis, pada 2017 Turki yang sekarang menjadi anggota OECD (Organisasi Negara-Negara Maju) memenjarakan 73 orang wartawan, jumlah yang lebih tinggi dibandingkan Cina. Cina, negara dengan penduduk paling besar di dunia menahan 41 wartawan.
Dalam data sepanjang 2017, tidak ada wartawan yang ditahan ataupun terbunuh selama menjalankan tugas di Indonesia.