REPUBLIKA.CO.ID, JAkARTA -- Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saefuddin menyatakan pentingnya menjaga silaturahim antarkelompok Islam.
Apalagi Indonesia, kata dia terkenal sebagai negara religius. Sehingga menurutnya, nilai agama sudah melekat pada kehidupan sehari-hari warga Indonesia.
"Banyak orang lihat di luar kayak gitu. Nilai agama build in (menyatu) dalam keseharian," katanya dalam dialog kebangsaan yang dihadiri berbagai ormas Islam di Kantor Kemenkopolhukam pada Jumat, (9/11).
Dia meyakini cara pandang terhadap keberagaman bukan hal baru di Indonesia. Sepanjang sejarah, masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan keberagaman. Baik itu keragaman agama atau suku.
"Kita hidup di tengah kemajemukan. heterogenitas sudah lama," ujarnya.
Oleh karena itu, dia merasa masyarakat seharusnya sudah tak lagi asing dengan konsep keberagaman. Dalam ajaran Islam, keberagaman sebagai berkah dari Tuhan yang mesti disyukuri.
"Tekankan keragaman mari ke depankan rahmat, itu esensi Islam. rahmat sesuatu kebajikan, hal positif. Perbedaan kayak apapun mesti dianggap sebagai rahmat biar enggak pecah," tegasnya.
Menurutnya, menjaga kerukunan bangsa menjadi tanggungjawab seluruh warga, termasuk kelompok Islam. Diamerujuk ajaran Islam bahwa pengalaman ajaran agama akan efektif dalam kondisi masyarakat damai.
"Pengamalan ajaran agama hanya pada masyarakat yang damai dan rukun. Maka jaga masyarakat damai jadi kewajiban karena kita mau amalkan agama. Jangan sampai koyak silaturahim walau ada perbedaan,"